Eksportir RI Harus Lebih Kreatif



( 2016-07-15 10:52:15 )

Ekonomi China berhasil meningkat 6,7% pada kuartal II-2016. Realisasi ini melampaui batas espektasi pelaku bidang ekonomi yang memprediksi perekonomian negeri tirai bambu tersebut lebih rendah, yaitu sebesar 6,6%.
Keadaan itu tentunya dapat menjadi angin segar bagi Indonesia, di mana China merupakan pangsa pasar ekspor terbesar. Dengan tingginya pertumbuhan, tentunya mampu mendorong permintaan yang lebih besar.
"China terus tumbuh, jadi kita harus lebih kreatif, sebab pasar mereka sangat besar," tutur Deputi Bidang Distribusi, Statistik dan Jasa Sasmito Hadiwibowo di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Sasmito menilai hingga saat ini, dunia usaha Indonesia masih belum mampu menembus kedalaman pasar China. Terdapat sebanyak 1,2 miliar penduduk China, namun ekspor Indonesia masih sangat terbatas.
"Eksportir harus lebih kreatif, bagaimana supaya bisa masuk ke wilayah-wilayah jauh. Kalau perlu masuk ke Xinjiang yang mayoritas muslim. Ada segmentasi pasar harusnya supaya produk muslim bisa masuk ke sana," jelasnya.
“Lalu ke daerah utara juga produksi pakaian musim dingin. Jadi kita harus melakukan segmentasi pasar ke China, sehingga dapat penetrasi," jelas Sasmito.
Di sisi lain juga harus ada peningkatan terkait kualitas ekspor. China mempunyai standar kualitas yang menyerupai negara maju.
"Kuncinya jika ke China itu sebenernya cara mereka menerima barang itu sudah sama dengan negara maju, contohnya manggis. Kelopaknya itu harus semua enam enam, lima ya lima. Berat harus serupa. Kalau eksportir kita bisa seperti itu, ekspor kita juga bisa masuk kesana," tandasnya.