Harga Emas Kembali Dekati Rekor Tertinggi



( 2016-08-03 02:37:59 )

Harga emas kembali berada di level positif pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pada perdagangan kali ini, harga emas mendekati level tertinggi yang pernah dicetak pada satu bulan terakhir.
Faktor pendorong dari kenaikan harga emas ini adalah ekspektasi dari pelaku pasar bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menahan suku bunga atau menunda langkah pengetatan kebijakan moneter.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (03.08.2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 1% ke level US$ 1.372,60 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Ini adalah harga penutupan tertinggi sejak 6 Juli.
Dalam beberapa pekan terakhir harga emas memang sempat tertekan karena adanya ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga melihat data-data ekonomi yang telah dirilis menunjukkan adanya perbaikan pada kuartal II kemarin jika dibanding dengan kuartal I.
Namun pada pekan ini beberapa data ekonomi menunjukkan kebalikannya. Di akhir pekan lalu, otoritas AS mengeluarkan data bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut naik 1,2% untuk periode April-Juni. Pertumbuhan tersebut berada di bawah estimasi dari para analis dan ekonom yang memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS bakal berada di angka 2,6%.
"The Fed tidak bisa berbuat banyak meskipun sebenarnya mereka bisa. Hal tersebut membuat harga emas kembali melambung," terang analis Linn Group Ira Epstein.
Dalam survei, keyakinan pelaku pasar akan rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga pada September nanti mengalami penurunan. Pada Selasa investor yang menyatakan bahwa ada kemungkinan The Fed menaikkan bunga di September mencapai 15%, turun dari sehari sebelumnya yang ada di angka 18%.
Pada saat yang sama, harga emas mendapat dorongan untuk kembali menguat dengan adanya kebijakan pelonggaran moneter di negara lain. Bank Sentral Australia memangkas suku bunganya pada Selasa untuk mendorong kenaikan angka inflasi dan meningkatkan pasar tenaga kerja.