Harga Minyak Mentah Menurun Pada Akhir Pekan



( 2016-08-08 05:08:48 )

Pada perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari, Minyak mentah berakhir lebih rendah tertekan oleh pengutaan dolar AS ditambah kuatnya data pekerjaan AS. Indeks AS dolar melonjak 0,45 persen setelah data memperlihatkan kerja AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli dan upah naik, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.

Pembentukan pekerjaan AS naik lebih dari yang diperkirakan untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Juli dan upah naik, menguatkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, dan meninggikan probabilitas peningkatan suku bunga Federal Reserve tahun ini.

Nonfarm payrolls naik 255.000 pekerjaan setelah direvisi naik 292.000 pada bulan Juni, dengan penciptaan pekerjaan berbasis luas di seluruh sektor ekonomi, Departemen Tenaga Kerja mengungkapkan pada hari Jumat. Pakar ekonomi yang disurvei oleh Reuters telah memprediksikan payrolls meningkat 180.000 pada bulan Juli.

Dolar yang lebih kuat membuat minyak dan komoditas lainnya dalam mata uang greenback kurang terjangkau untuk pemegang euro dan mata uang lainnya, biasanya mengurangi permintaan untuk bahan baku tersebut.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup 13 sen lebih rendah, atau 0,31 persen, pada $ 41,80 per barel. Sedangkan harga mentah berjangka patoka internasional Brent diperdagangkan turun 2 sen menjadi $ 44,27 per barel. Untuk mingguan, Brent berada di jalur untuk kenaikan sekitar 3 persen sementara WTI naik 0,48 persen, dibantu oleh teknis short-covering dan bargain-hunting yang mendorong harga minyak naik hampir 6 persen selama dua sesi terakhir.

Masih pada hari Jumat, jumlah kilang yang beroperasi di ladang minyak AS naik untuk minggu keenam, meninggi 7 kilang untuk total 381. Pada saat ini tahun lalu, pengebor memiliki 670 kilang. Pada pertengahan minggu rebound datang setelah WTI menembus support kunci $ 40 per barel pada hari Senin dan menetap di bawah level tersebut pada Selasa untuk pertama kalinya sejak April.

Walau demikian, WTI timespreads menurun awal pekan ini, dengan kontrak Desember untuk 2016 dibandingkan 2017 yang mencapai potongan lebih dari $ 4 per barel, terlebar di hampir delapan bulan. Yang menunjukkan pelemahan permintaan minyak yang dijadwalkan untuk dikirimkan dalam waktu dekat.

Menyetarakan pasar minyak telah terbukti proses yang panjang dan frustasi karena negara-negara pengekspor minyak paling terpukul oleh penurunan 2014-2015. Beberapa pedagang juga khawatir bahwa impor minyak bersih Tiongkok akan melemah tahun ini meskipun Tiongkok melebihi Korea Selatan sebagai pembeli Asia atas Laut Utara Forties mentah.

Diperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan penguatan dollar AS setelah data pekerjaan AS yang kuat. Harga akan menembus kisaran Support di level $ 41,30 – $ 40,80, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance di level $ 42,30 – $ 42,80.