RI Berencana Bangun Kilang Mini di Laut Natuna



( 2016-08-08 13:12:02 )

Pemerintah siap untuk membangun fasilitas pengolahan minyak (kilang) mini dengan kapasitas 20 ribu berel per hari di laut Natuna. Hal itu merupakan langkah pengembangan pada sektor migas di Blok East Natuna.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja menegaskan, infrastruktur ini nantinya akan dibangun di tengah laut dengan investasi lebih dari Rp 250 miliar. Jika hal itu bisa terwujud, maka Indonesia akan menjadi negara pertama yang membangun kilang minyak mini di tengah laut.
"Investasi untuk pembangunan kilang minyak mini ini, awalnya akan ditawarkan kepada badan usaha. Namun bila tidak ada yang berminat, maka pembangunan tersebut akan memakai dana Pemerintah," ujar Wiratmaja, pada situs resmi Direktorat Jenderal Migas, di Jakarta, Senin (8/8/2016).
Wiratmaja mengatakan, kapasitas kilang minyak mini ini, diselaraskan dengan produksi minyak pada Blok East Natuna yang diprediksi sebesar 7 ribu -15 ribu berel per hari. Rencananya, kilang minyak mini ini akan dibangun di tengah laut di ujung kepulauan Natuna. Selain supaya dapat digunakan bersama-sama dengan blok migas lainnya, pembangunan kilang ini juga dilakukan demi kedaulatan negara.
Wiratmaja menuturkan, teknologi yang akan dipakai untuk membangun kilang mini di tengah laut itu sudah tersedia. Tapi, ia mengakui, belum ada negara yang membangun kilang minyak mini di tengah laut sebab biayanya yang cenderung mahal. Terlebih bila dibandingkan dengan pembangunan kilang di darat.
"Membangun kilang minyak di tengah laut itu, keuntungannya sangat kecil. Malah cenderung tidak ada untung. Makin besar kilang yang dibangun, makin enak untuk profit," tutur Wiratmaja.
Seperti diketahui, Pemerintah memiliki rencana memproduksi lebih dulu stock minyak di Blok East Natuna, setelah itu baru gasnya. Diprediksi butuh waktu 3 tahun agar kandungan minyak nya bisa berproduksi atau sekitar 2019. Produksi minyak ini nantinya akan dipakai untuk mencukupi kebutuhan di sekitar Natuna, seperti diantaranya untuk bahan bakar kapal TNI.
Blok East Natuna mempunyai 2 level, dimana yang level atas adalah gas dan untuk level bawah adalah minyak. Stock gas di East Natuna diprediksi 4 kali lipat dari Blok Masela.
Untuk mengembangkan gas ini, tengah dilakukan kajian teknologi dan market review oleh Pertamina yang memakan waktu 2 tahun. Tetapi Pemerintah sudah meminta agar BUMN tersebut mempercepat waktu nya menjadi 1,5 tahun sehingga pada tahun 2017 telah dapat di tetapkan PSC yang baru.