Harga Minyak Dunia Melesat 10% sejak Awal Bulan



( 2016-08-15 11:34:20 )

Harga minyak dunia tercatat masih berpotensi menguat sampai dengan awal perdagangan awal pekan hari ini dan tercatat telah meningkat lebih dari 10% sejak awal bulan. Kondisi ini memperkuat spekulasi tentang potensi sikap para produsen untuk mendukung penguatan harga di pasar dengan menjaga pasokan.

Dilansir Reuters, Senin (15/8/2016) harga minyak mentah berjangka Brent pada hari ini berada di level USD47,13 per barel pada pukul 01.00 GMT atau 09:00 WIB, atau tercatat menguat 16 sen dari sesi sebelumnya. Peningkatan minyak global tercatat sebesar di atas 10% dari posisi terakhir di penghujung bulan Juli lalu.

Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) mengawali perdagangan pekan ini berada pada level USD44,67 per barel, atau bertambah mencapai 18 sen dari posisi terdekat sebelumnya. Minyak bergerak saat mendapatkan sentimen saat potensi pembekuan produksi oleh OPEC mulai mengambil langkah, ucap Bank ANZ.

Arab Saudi memberikan sinyal siap untuk mendiskusikan seputar upaya menstabilkan pasat dalam pertemuan-pertemuan informal OPEC bulan depan. Meskipun di sisi lain terjadi kenaikan kuat dalam aktivitas pengeboran minyak di AS. Data Baker Hughes menunjukkan jumlah rig yang beroperasi di Amerika Serikat meningkat dalam 15 minggu menjadi 396, tambahnya.

Setelah turun tajam lebih dari 1600 pada 2014, ketika harga minyak mulai merosot hingga ke level rendah 316 pada akhir Mei. Namun jumlah rig minyak AS telah terus meningkat sejak produsen AS menyesuaikan dengan harga yang lebih rendah. Sementara itu dengan agresif melawan produsen untuk pangsa pasar Asia, terutama di Timur Tengah.

Ekspor minyak mentah Iran ke Korea Selatan bangkit pada bulan Juli untuk hampir empat kali lebih tinggi dari tahun lalu, dan 5,9 persen lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, setelah sanksi internasional dihapus terkait perdebatan pengembangan program nuklir di Teheran.

Korea Selatan tercatat mengimpor 1.10 juta ton minyak mentah Iran bulan lalu atau 260,910 barel per hari, dibandingkan dengan hanya 286,374 ton impor tahun sebelumnya ketika sanksi masih diberlakukan di Teheran, berdasarkan data Kantor Pabean pada Senin hari ini.