Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi dalam Lima Pekan



( 2016-08-16 13:21:17 )

Harga minyak dunia mencapai level tertinggi dalam lima pekan, naik 10% atau lebih secara kumulatif dalam tiga hari setelah adanya spekulasi intensif atas tindakan produser potensial untuk mendukung harga di tengah kelebihan pasokan minyak mentah.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/8/2016), harga minyak mentah Brent ditutup naik USD1,38 atau 2,9% menjadi USD48,35 per barel. Harga tersebut memperpanjang kenaikan di level USD48,46, tertinggi sejak 12 Juli, Brent telah naik sekitar 10% secara kumulatif dalam tiga sesi terakhir, yang paling dalam sejak Mei. Sejak awal Agustus, itu telah meningkat hampir 14%.

Harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) CLc1 mentah naik USD1,25 atau 2,8% untuk menetap di level USD45,74 per barel. Hal ini juga naik pasca-penyelesaian di level USD45,87, tertinggi sejak 21 Juli WTI telah memperoleh kenaiKn 10% pada bulan ini.

Data dari perusahaan intelijen pasar Genscape memperkirakan hasil imbang lebih dari 350.000 barel di Cushing, Oklahoma titik pengiriman minyak mentah berjangka AS pekan lalu ditambahkan ke sentimen bullish, kata para pedagang yang melihat data.

Secara terpisah, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan jumlah persediaan minyak mentah AS mungkin telah jatuh untuk pekan lalu.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak memicu harapan pada hari Senin bahwa negara-negara penghasil minyak bisa mengambil tindakan untuk menstabilkan harga.

Pasar mulai reli pada Kamis setelah Menteri Energi Saudi mengatakan non-anggota dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di sela-sela Forum Energi Internasional, kelompok produsen dan konsumen, di Algeria pada 26-28 September.

Sementara kita melihat sangat sedikit kemungkinan aktualisasi produksi OPEC dibatasi, ada kemungkinan akan cukup atas obrolan selama 5-6 pejan ke depan untuk mencegah penjualan dalam memungkinkan WTI untuk tertarik pada sekitar area USD45, setidaknya melalui paruh kedua bulan ini, kata Jim Ritterbusch dari Chicago berbasis pasar minyak konsultan Ritterbusch & Associates.

Analis lain skeptis bahwa reli akan berlanjut. Dalam pandangan kami, koreksi harga baru tidak dapat dikesampingkan jika pelaku pasar mulai fokus pada sisi pasokan lagi, untuk angka aktivitas pengeboran terbaru di AS cor keraguan bahwa kelebihan pasokan yang benar-benar sedang terkikis, ucap analis Commerzbank Carsten Fritsch dalam sebuah catatannya.

Ada juga yang meragukan bahwa Arab Saudi dan anggota OPEC besar lain seperti Iran akan menyisihkan pertempuran pangsa pasar untuk menopang harga.

Berbasis di New York kargo minyak mentah tracker Clipperdata mengatakan ekspor oleh enam negara penghasil minyak terbesar dalam anggota OPEC yaitu Arab Saudi, Iran, Kuwait, Qatar, Irak dan UEA dengan total 3,3 juta barel per hari (bph), atau hampir 22% lebih dari 2015 awal mereka sebesar 18,5 juta barel per hari.

Tampaknya bijaksana untuk menunjukkan kontras antara tindakan terhadap kata-kata, kata analis Clipperdata Matt Smith.

Di sisi permintaan, tiga ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat, China, dan Jepang, semua diterbitkan data ekonomi suram antara Jumat dan Senin yang bisa mengeja erosi permintaan minyak.