Cipaganti Berubah merek Menjadi Mgo



( 2015-11-19 02:52:28 )

Nama travel Jakarta - Bandung Cipaganti kini hanya masa lalu. Sang pengelola PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT) memutuskan untuk mengganti merek Cipaganti demi untuk kelancaran dalam berbisnis. Perusahaan yang berbasis di Bandung ini menggunakan merek Mgo untuk moda transportasi kelas premium dan Sararea di kelas standar.


Menurut Direktur Citra Maharlika Nusantara Corpora, Jofial Mecca Alwis, "Kami melakukan pergantian merek secara bertahap sejak April 2015." Sejak satu bulan terakhir, perusahaan ini mulai mengganti merek Cipaganti yang terpasang di armada. Jofial mengklaim, selama masa pergantian merek, tidak mempengaruhi jumlah penumpang. Soalnya, CPGT sudah memberikan informasi pergantian merek terlebih dahulu kepada para pelanggan.


Bila meninjau data, sampai September 2015, Citra Maharlika sudah mengangkut 1,11 juta penumpang dari total armada 766 unit. Hasil ini masih jauh dari hasil perolehan penumpang sepanjang 2014, yakni 2,05 juta penumpang. Namun, manajemen perusahaan ini mengatakan bahwa penurunan jumlah penumpang bukan lantaran pergantian merek. Wakil Presiden Direktur PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk Budi Kaliwono menegaskan, penyebabnya adalah kondisi makro ekonomi domestik yang surut.


"Ini pengaruh daya beli. Ekonomi berubah. Transportasi Jakarta-Bandung juga berubah," klaim dia. Oleh karena itu, Citra Maharlika untuk tahun ini tidak muluk-muluk mematok target. Sampai akhir tahun ini, perusahaan transportasi ini menargetkan jumlah penumpang shuttle dan travel bisa mencapai 1,6 juta penumpang. Untuk bisa mencapai target tersebut, perusahaan ini bakal mengevaluasi rute. Selain itu, ada opsi penambahan armada. Rencana lainnya adalah menambah jumlah outlet dan perjalanan.


Sayang, Budi tidak memerinci lebih lanjut rencana tersebut. Yang jelas, rencana perusahaan ini seiring dengan rencana pemerintah mengembangkan tol trans Jawa. "Kami targetkan, pengembangan ini bisa selesai akhir kuartal I-2016," ujar dia.


Awal titik balik


Selain travel, Citra Maharlika berencana mengoptimalkan bisnis taksi. Saat ini, CPGT tengah mengevaluasi operasional taksi di beberapa kota. Sejauh ini, CPGT belum ada niat untuk tambah armada taksi. Sampai September 2015, perusahaan ini mempunyai 704 armada taksi yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang. Begitu pun untuk bisnis sewa kendaraan. Citra Maharlika juga berencana meremajakan armada. Tapi untuk jumlahnya masih dalam proses penghitungan. Yang jelas saat ini Citra Maharlika punya 415 armada sewa.


Adapun perinciannya, 59 persen berupa kendaraan bak terbuka, 38 persen tipe mobil serbaguna, 6 persen tipe pikap kabin tunggal dan ganda, 2 persen tipe sport utility vehicle (SUV), dan 1 persen truk. Sementara itu, terkait bisnis alat berat, setelah sempat dikabarkan hendak dilepas, CPGT justru berniat mengembangkan lini usaha tersebut. Menurut Budi, usaha alat berat yang dikelola anak usaha PT Citra Hutama Ekajasa akan dipertahankan dengan fokus di sewa alat berat sektor infrastruktur, tidak lagi untuk sektor pertambangan.


Nah, dari paparan lini bisnis tersebut, bisnis transportasi di bidang travel dan shuttle masih menjadi penyumbang terbesar CPGT, yakni mencapai 70 persen. Sisanya, secara berurutan berasal dari bisnis taksi, sewa kendaraan, alat berat, dan tiket. Direktur Keuangan Citra Maharlika Leonard Stephen Jonathan memperkirakan, lewat strategi bisnis yang diterapkan, dalam tempo satu tahun ke depan, kinerja bisnis CPGT bisa positif.


Menurut dia, pada akhir September 2015, penurunan kinerja perusahaan ini mulai melambat. Kerugian perusahaan ini yang tercatat sekitar Rp 267 miliar pada tahun 2014 sudah terpangkas menjadi hanya Rp 4 miliar di September 2015. "Kami proyeksikan, tahun 2016 sudah mulai titik balik," ucapnya.