Kesepakatan Arab dan Rusia Dongkrak Harga Minyak



( 2016-09-06 05:28:51 )

Harga minyak kembali naik setelah Rusia dan Arab Saudi sepakat untuk membahas bagaimana menstabilkan pasar minyak. Kesepakatan ini kabarkan oleh para menteri energi kedua negara masing-masing yakni Alexander Novak dan Khalid al-Falih.
Dikutip dari laman BBC, Selasa (6/9/2016), harga minyak mentah Brent melonjak 5 persen namun kemudian jatuh dan hanya naik sebesar 1,6 persen menjadi US$ 47,56 per barel. Awal 2016, harga minyak sempat jatuh ke level paling rendah dalam hampir 13 tahun karena besarny produksi dan masih jauh di bawah harga minyak pada dua tahun yang lalu yang berada di posisi US$ 110 harga per barel.
Menteri Rusia Novak menyebutkan kalau kesepakatan, yang mungkin mencakup upaya untuk membatasi produksi minyak, merupakan momen bersejarah antara anggota OPEC, kartel produsen minyak dan non-anggota seperti Rusia.
Dia meneruskan, Rusia siap untuk bergabung terkait langkah pembekuan produksi minyak. Perjanjian untuk mendirikan sebuah gugus tugas bersama terkait produksi minyak tersebut diumumkan saat konferensi pers di KTT G20 di kota Hangzhou, China.
Akan tetapi, Menteri Arab Saudi al-Falih menilai langkah pembekuan produksi tersebut tidak perlu dilakukan sekarang.
"Pembekuan [tingkat produksi] merupakan salah satu kemungkinan yang lebih disukai, tapi hal tersebut tidak perlu hari ini. Pasar semakin baik dan kami sudah melihat kalau harga mencerminkan hal ini (perbaikan)," ujar dia usai perjanjian kerjasama ini diresmikan.
Walaupun mereka berbeda pandangan , Novak menilai bulan dari paruh kedua tahun ini akan menjadi patokan yang baik untuk membekukan produksi.
Dia juga menambahkan, Rusia akan menerima kapanpun langkah pembekuan akan dilakukan dan bahwa penting bagi negara-negara lain untuk mendukung usulan tersebut, mungkin termasuk penurunan produksi.
Strategi untuk menjaga harga minyak tetap tinggi dengan membatasi produksi biasanya sering tidak berhasil. Tetapi, Rusia dan Arab Saudi merupakan dua produsen minyak terbesar di dunia.
Para menteri dari kedua negara akan bertemu kembali akhir bulan ini, dan akan bertemu lagi di kedua Oktober dan November.
Perjanjian untuk membahas tentang kesepakatan, meskipun tak secara detail, disambut oleh dua produsen minyak lainnya.
"Dialog ini mengukuhkan kalau produsen minyak utama terus memantau pasar minyak ... guna membantu mencapai stabilitas harga," ujar Menteri Minyak Kuwait Anas al-Saleh.
Sementara Menteri Energi UEA Suhail al-Mazroui pada laman Twitternya menyebutkan, UEA sebagai anggota aktif dan bertanggung jawab terhadap OPEC akan selalu mendukung setiap upaya bersama yang akan menguntungkan stabilitas pasar," ucap dia dia.