Rupiah Cenderung Menguat Didukung Program Amnesti Pajak



( 2016-09-28 07:27:42 )

Kemenangan Hillary Clinton dalam debat calon presiden pada putaran pertama memberikan penguatan pada Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat pada hari Selasa yang mendekati tingkat 12913 dan menumbuhkan dorongan investor pada aset pasar yang sedang berkembang. Penguatan Rupiah ini pun didukung pula oleh optimisme bahwa program amnesti pajak Indonesia akan memperlihatkan hasilnya di bulan September sehingga PDB pun diharapkan dapat terdongkrak.

Meskipun baru-baru ini Bank Indonesia memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen untuk mendorong permintaan domestik, sentimen terhadap Indonesia masih tetap positif. Ekspektasi peningkatan suku bunga Fed di tahun 2016 semakin menipis sehingga Rupiah berpotensi terus menguat mendekati 12900. Bermula lewat sudut pandang teknikal, USDIDR bearish pada rentang waktu harian – harga diperdagangkan di bawah 20 SMA harian sedangkan MACD telah melintas ke bawah. Level support sebelumnya di sekitar 13000 dapat berubah menjadi resistance dinamis yang membuka jalan menuju 12900.

Pasar finansial dapat mengalami volatilitas yang meningkat ekstrem dalam beberapa minggu yang akan datang karena kombinasi antara ketidakstabilan harga minyak, masalah Brexit, dan antisipasi menjelang pemilihan presiden AS. Pasar saham sedikit menguat di hari Selasa dan sebagian besar arena utama mencatat peningkatan karena kemenangan Clinton di debat pilpres pertama meningkatkan selera risiko. Walaupun saham Asia berhasil memasuki teritori hijau pasca debat, peningkatan di Eropa segera surut kembali karena kerugian besar yang diderita sektor perbankan dan manufaktur mobil. Wall Street dapat semakin merosot apabila efek dominobearish dari Eropa menjadi dasar bagi penjual untuk menyerang. Peningkatan jangka pendek di pasar saham tampaknya tidak dapat dipertahankan karena berbagai faktor bearish berpotensi mengekspos pasar saham terhadap penurunan signifikan di masa yang akan datang.

Kecemasan perihal ekonomi global tetap tinggi dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS dapat membuat investor menghindari aset berisiko. Sikap hati-hati bank sentral di seluruh dunia masih menjadi topik utama yang mengganggu sentimen global dan volatilitas harga minyak pun merusak selera risiko. Berbagai faktor risiko tren bearish masih bertahan dan bisa saja ada pemicu tak terduga yang mengakibatkan aksi jual besar-besaran di pasar saham.

Rumor Brexit dapat menekan kurs GBP. Saat ini GBPUSD mendekati level terendah pasca Brexit pekan lalu karena kegelisahan terkait Brexit mengganggu ketertarikan investor pada mata uang ini. Brexit masih sangat memengaruhi GBP karena investor lambat laun mulai memahami begitu banyak dampak negatif yang dapat disebabkan oleh Brexit pada perekonomian Inggris di jangka panjang. GBP dapat semakin melemah karena ketidakpastian tentang kapan Article 50 akan dilaksanakan dan meningkatnya kekhawatiran bahwa Inggris akan tidak bisa memiliki kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa dalam dua tahun, Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD tertekan dalam rentang waktu harian – harga diperdagangkan di bawah 20 SMA harian sedangkan MACD telah melintas ke bawah. Breakdown di bawah level 1.2950 dapat membuka jalan menuju level 1.2850.

Semakin rendahnya harapan bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga AS tahun ini membuat nilai tukar USD semakin tertekan. Walaupun Fed mencoba membuka peluang pekan lalu untuk meningkatkan suku bunga di bulan Desember, situasi ekonomi AS dan dunia yang kurang menggembirakan dapat menghalangi bank sentral ini untuk mengambil tindakan. Data domestik AS dapat semakin menjadi perhatian. Data yang melampaui ekspektasi dapat menjadi alasan untuk meningkatkan suku bunga AS setidaknya satu kali di tahun 2016.

Investor mungkin akan memperhatikan data keyakinan konsumen AS yang memperjelas kondisi ekonomi AS saat ini. Peningkatan keyakinan konsumen dapat menambah optimisme terhadap AS sehingga kurs USD pun terbantu. Indeks Dolar tertekan di bawah 96.00 pada rentang waktu harian. Harga berada di bawah 20 SMA harian sedangkan MACD dalam proses melintas ke bawah. Breakout di bawah 95.00 dapat membuka jalan menuju 94.00.