Bursa Asia Positif Tersengat Data Ekonomi AS



( 2016-10-06 03:10:31 )

Bursa Asia menguat pada perdagangan di hari Kamis pekan ini didorong oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak. Akan tetapi, suku bunga AS berpotensi naik telah menekan emas dan menaikkan dolar AS ke level tertinggi dalam satu bulan terhadap yen.

Indeks saham MSCI di luar Asia Pasifik naik 0,2 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,9 persen.

Indeks saham Jepang Topix menguat 0,8 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,6 persen. Saham tersebut naik 4,1 persen.

Selain itu, indeks saham Australia mendaki 0,3 persen didorong saham energi dan tambang. Sedangkan indeks saham Selandia Baru merosot 0,5 persen.

Penguatan bursa Asia ini juga ditopang dari bursa AS. Indeks saham S&P 500 menguat 0,43 persen yang didorong saham bank dan energi. Penguatan itu didorong aktivitas sektor jasa AS menguat pada bulan September. Ini diikuti aktivitas pabrik AS pada awal pekan ini.

"Baik manufaktur dan jasa telah pulih setelah turun pada Agustus. Tidak jelas untuk tren ekonomi AS. Namun survei menunjukkan kalau ekonomi Jepang dan China telah pulih juga sekarang," kata Chotaro Morita, Chief Bond Strategist SMBC Nikko Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (06.10.2016).

Dengan ekonomi AS menguat juga mendorong harapan bank sentral AS atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Sentimen itu juga mempengaruhi surat utang AS bertenor dua tahun ke level tertinggi dalam empat bulan dengan naik 0,857 persen.

Sementara itu, harga emas menurun tajam ke level US$ 1.262,2 per ounce. Harga perak merosot ke level US$ 17.565 per ounce, dan itu level terendah sejak Juni.

Harga minyak jenis Brent naik level tertinggi di kisaran US$ 52,09 per barel. Hal ini juga mendorong penguatan bursa Asia.

Sedangkan di pasar uang, dolar AS naik ke level tertinggi dalam satu bulan menjadi 103,67 per yen. Mata uang Inggris pound diperdagangkan di kisaran US$ 1.2747.