Bursa Asia Bergerak Bervariasi Terimbas Harga Minyak



( 2016-10-11 03:08:59 )

Bursa Asia bergerak bervariasi pada awal perdagangan di hari ini. Pasar terpicu oleh lonjakan harga minyak ke posisi tertinggi dalam satu tahun dan optimisme terpilihnya Hillary Clinton dalam bursa pemilihan Presiden AS yang ikut mendorong Wall Street menguat.

Melansir laman Reuters, pada hari Selasa (11.10.2016), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,1 persen. Namun indeks Jepang Nikkei N225 naik 0,8 persen.

Demikian pula dengan indeks, Korea Selatan Kospi naik 0,1 persen setelah dibuka lebih rendah, yang terpicu penurunan saham Samsung Electronics sebanyak 5 persen karena perusahaan berjuang untuk mengatasi krisis mendalam terkait masalah pada ponsel Galaxy Note7.

Pasar Asia ikut dipengaruhi oleh harga minyak dunia, di mana Brent mengalami kenaikan mencapai US$ 53,73, yang merupakan level tertinggi sejak 9 Oktober 2015. Harga kemudian ditutup naik 2,3 persen menjadi US$ 53,14.

Sementara harga minyak berjangka AS melonjak 3,1 persen menjadi US$ 51,26 per barel, tertinggi dalam empat bulan.

Kenaikan harga minyak terjadi setelah Rusia mengatakan siap untuk bergabung dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak terkait pembatasan produksi minyak mentah dan Aljazair menyerukan komitmen serupa dari produsen non-OPEC lainnya.

OPEC menargetkan mengurangi sekitar 700 ribu barel minyak per hari dalam pengurangan pertama dalam delapan tahun.

Di sisi lain, penurunan saham Samsung yang mempengaruhi indeks Kospi, terjadi karena perusahaan meminta pelanggan tidak lagi memakai produk Note7 terkait laporan kebakaran di perangkat tersebut.

Samsung telah meminta semua operator global untuk menghentikan penjualan Note7 dan berhenti menyediakan pengganti sementara, seiring langkah untuk menyelidiki masalah.

Adapun indeks saham AS ditutup naik antara 0,5 persen dan 0,7 persen. "Pasar minyak terbukti sangat positif untuk ekuitas," Angus Nicholson, Analis Pasar IG di Melbourne, dalam catatannya.

Sementara Dolar kembali menguat, seiring tumbuhnya harapan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.