Jokowi Presiden yang Lebih Manusiawi,Menurut Pengamatan LIPI



( 2015-11-25 04:17:54 )

Terpilihnya Jokowi sebagai presiden ke-7 RI dilihat sebagai salah satu hal baru di era demokrasi Indonesia. Bahkan membanggakan sebagaimana yang dikatakan oleh Profesor Riset Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego.

Kehadiran Presiden Jokowi menjadi presiden merupakan hal yang baru dan membanggakan di era demokrasi Indonesia.Rakyat Indonesia berfikir dimana beliau tidak berdarah ningrat, darah biru, atau pun berasal dari anak presiden.Dewan Pakar The Habibie Center itu mengatakan, tidak mudah menjadi presiden. Banyak masalah pada masa lalu yang harus diselesaikan, ucap Indria.

Pak Jokowi itu fokus dengan masalah infrastruktur. Salah satu contoh, tidak ada yang pernah dengar soal bendungan di Sukabumi. Tapi karena ada teriakan dari masyarakat di sana, Pak Jokowi langsung turun dan menyelesaikannya. Ini merupakan persoalan lama, itu yang dihadapinya, ungkap indria.Belum lagi kompleksitasnya, kemudian state commision. Siapa pun yang menjadi presiden sekarang, pasti sulit. Karena itu perlu terus ada penggabungan, ucap Indria.

Indria juga mengatakan dengan adanya Pak Jokowi, membuat negara terasa kehadirannya di masyarakat. Terutama bagi wilayah di daerah timur Indonesia dan di luar Jawa.Kehadiran negara bagi masyarakat itu penting. Baru sekarang melihat Presiden yang ngobrol santai dengan orang yang memakai sarung. Rasanya lebih human (manusiawi). Memang presiden sekarang tak ingin menjadi master tetapi manager, ujar indria.

Namun Jokowi tetap memiliki kekurangan. Indria menilai, sikap Pak Presiden yang memilih bertindak sebagai manager membuat Jokowi terkesan dianggap tidak mampu memimpin anak buahnya.Memang sikap itu ada konsekuensinya. Terlalu ramai dan terkesan sibuk sendiri sendiri. Inilah yang harus cepat diperbaiki dan dijalankan, ungkap Indria.