Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali menguat, bahkan dalam pergerakannya mampu meninggalkan level Rp13.000/USD. Penguatan mata uang Garuda ini di tengah USD yang mulai melangkah menuju penguatan setelah kemarin melemah.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka di level Rp13.007/USD. Posisi ini tercatat membaik dari posisi kemarin di level Rp13.044/USD.

Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg hari ini dibuka di level Rp13.020/USD. Nilai tersebut menguat dari posisi sebelumnya di level Rp13.025/USD dengan kisaran harian Rp12.988-Rp13.041/USD. Namun, pada pukul 10.00 jauh menuat ke level Rp13.009/USD.

Menurut data Yahoo Finance, rupiah dibuka di level Rp13.028/USD atau tidak lebih baik dari penutupan kemarin di level Rp13.009/USD. Namun, pada pukul 10.00 WIB rupiah jauh semakin menguat ke level Rp12.0997/USD.

Berdasarkan rilis laman Reuters, Rabu (19/10/2016), USD mulai kembali menguat menuju posisi tertinggi dalam tujuh bulan terhadap beberapa mata uang dunia. Hal ini terjadi setelah harga konsumen AS menunjukkan inflasi sedikit dimoderasi, mendorong pasar untuk memangkas taruhan pada kenaikan suku bunga Desember oleh Federal Reserve.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama berdiri di level 97,90, mendekati posisi tertinggi dalam tujuh bulan di level 98,169. CPI inti untuk biaya makanan dan energi naik 0,1% pada bulan lalu setelah naik 0,3% pada Agustus, memperlambat kenaikan tahun-ke-tahun di CPI inti untuk 2,2% menyusul kenaikan 2,3% pada Agustus.

Ada sedikit koreksi pada kekuatan USD. Penurunan dolar itu terutama terhadap sterling, sebagai mata uang Inggris itu sangat korsleting, ucap Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang di Daiwa Securities.

Poundsterling terhadap USD kemarin naik 0,95%, kenaikan terbesar dalam enam pekan, untuk memukul satu pekan setinggi level 1,2326. Selain itu, euro terhadap USD juga tercatat merosot ke level 1,0980.