Dolar AS Menguat, Harga Emas Melemah



( 2015-11-26 03:23:41 )

Harga emas dunia anjlok hingga berada di level terendah dalam hampir enam tahun, tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS), setelah keterangan dari ekonomi AS yang memberikan harapan tentang kenaikan suku bunga Federal Reserve yang akan berlangsung bulan depan.

Output manufaktur AS meningkat jauh di atas ekspektasi ekonomi pada bulan Oktober dan menjadi sebuah ukuran jika rencana investasi bisnis meningkat.

Kemudian harga spot emas menurun 0,4 persen menjadi US$ 1.070,46 per ounce, tidak terlalu jauh dari posisi terendah dalam enam tahun sebesar US$ 1.064,95 per ounce pada pekan lalu.

Harga emas AS pada pengiriman bulan Desember menetap 0,4 persen pada posisi US$ 1.070 per ounce disebabkan dolar menguat dari kerugian pada Selasa lalu dan naik sebanyak 0,7 persen terhadap berbagai macam mata uang. Hal ini menyebabkan harga emas lebih mahal bagi para pemegang mata uang asing.

Pada Selasa lalu, emas sempat naik 1 persen setelah adanya berita insiden penembakan jatuhnya jet Rusia dekat perbatasan Suriah oleh Turki.

Para pedagang menilai transaksi akan relatif tenang menjelang liburan Thanksgiving pada hari Kamis.

"Ketegangan antara Turki-Rusia hanya berdampak sementara dan sekarang emas kembali alami tren menurun yang disebabkan oleh dolar dan harapan kenaikan suku bunga," ujar Analis Commerzbank Daniel Briesemann.

Disamping itu dia juga menambahkan, ketidakpastian sebelum pertemuan The Fed berikutnya akan berdampak pada harga emas yang masih bisa lebih rendah lagi dalam beberapa minggu ke depan.

Emas terus mengalami tekanan seiring meningkatnya pertimbangan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga AS bulan depan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Sementara untuk harga Perak turun 0,4 persen menjadi US$ 14,14 per ounce, setelah sebelumnya sempat mencapai titik terendah dalam enam tahun pada hari Senin sebesar US$ 13,86 per ounce.