Menjelang Liburan Thanksgiving Harga Minyak Mentah Naik Tipis



( 2015-11-26 03:30:49 )

Walaupun ketegangan geopolitik sudah mereda dan investor mulai kembali fokus pada persediaan global yang meningkat Harga minyak mentah naik tipis pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (26/11). Analis memperkirakan menjelang liburan Thanksgiving, para pedagang dan investor juga tampaknya menghindari posisi pendek besar baru di minyak mentah AS. Saat sesi , minyak mentah WTI berjangka AS telah diperdagangkan kurang dari 240.000 lot, atau sekitar setengah volume saat perdagangan Senin. Volume ringan bisa memiliki potensi untuk memutarbalikkan pergerakan harga.

Harga minyak berjangka WTI untuk kontrak bulan Desember ditutup naik 17 sen, atau 0,4 persen, pada 43,04 dollar per barel, setelah sebelumnya jatuh keangka terendah di 41,72 dollar per barel. Sementara itu harga minyak Brent berjangka turun 8 sen, pada 46,05 dollar per barel, sempat menyentuh titik terendah pada 45,03 dollar per barel sebelumnya. Brent mencapai titik tertinggi dua minggu di 46,50 dollar per barel pada hari Selasa dan Rabu, bereaksi terhadap jatuhnya jet tempur Rusia oleh Turki.

Minyak mentah berjangka AS sempat diperdagangkan mendekati wilayah positif setelah Baker Hughes melaporkan penurunan jumlah kilang minyak negara itu. Jumlah kilang minyak yang beroperasi di ladang minyak AS turun sembilan dengan total 555, dibandingkan dengan 1.572 pada waktu yang sama tahun lalu. Juga pada hari Rabu, Energy Information Administration AS mengatakan stok minyak mentah di seluruh negeri naik 961.000 barel pekan lalu. Sebuah laporan persediaan awal oleh kelompok industri American Petroleum Institute telah mengantisipasi kenaikan 2,6 juta barel, sementara jajak pendapat Reuters analis memperkirakan 1,2 juta barel. Sementara jumlah persediaan minyak mentah yang lebih kecil diumumkan oleh EIA menarik pasar naik dari posisi terendah, persediaan besar naik dalam bensin dan sulingan mencegah minyak mentah berjangka dari berbalik positif, demikian pedagang mencatat.

Persediaan bensin naik 2,5 juta barel, dibandingkan dengan 938.000 barel, demikian perkiraan dalam jajak pendapat Reuters. Persediaan distilat, termasuk diesel dan minyak pemanas naik 1 juta barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 417.000 barel. Bensin berjangka AS turun hampir 2 persen. Sulfur diesel ultra-rendah berjangka turun lebih dari setengah persen. Sementara persediaan minyak mentah AS secara keseluruhan naik kurang dari 1 juta barel, titik pengiriman untuk WTI berjangka di Cushing, Oklahoma, memperkirakan peningkatan 1,74 juta barel. Kenaikan besar di Cushing sering cenderung membuat harga tertekan.

Sebuah Analyst memperkirakan harga minyak akan berpotensi alami tekanan dengan sentimen pasar kembali fokus pada kelebihan pasokan minyak dunia. Harga minyak akan bergerak menembus kisaran Support 41,00-39,00, jika harga berbalik menguat akan mencoba menembus kisaran Resistance 45,00-47,00.