Wall Street Melemah Terseret Data Ekonomi Inggris



( 2016-10-28 05:29:16 )

Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) tergelincir pada penutupan perdagangan kemarin waktu setempat, terseret data pertumbuhan Inggris hingga berimbas kepada aktivitas penjualan utang pemerintah serta mendorong imbal hasil acuan obligasi dunia lebih tinggi. Hal ini menyusul berkurangnya keyakinan terhadap rencana Bank of Englan (BoE) untuk menurunkan suku bunga.

Berdasarkan rilis laman Reuters, Jumat (28/9/2016) pasar saham ditutup lebih rendah, setelah laporan pendapatan. Kerugian di Comcast dan saham konsumen mengimbangi keuntungan di sektor kesehatan, sementara saham Eropa tergelincir dan dolar Amerika Serikat (USD) menguat terhadap yen Jepang. Data resmi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris sedikit melambat dalam tiga bulan terakhir.

Setelah memilih keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE), pertumbuhan Inggris menanjak sebesar 0,5% antara Juli hingga September, ada sentuhan yang kurang pada kuartal kedua untuk berada diposisi 0,7%. Kondisi ini cukup untuk memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi langsung menyusul keputusan Brexit.

Di sisi lain pada perdagangan kemarin waktu setempat, Dow Jones industrial average (DJI) jatuh 29,65 poin atau setara dengan 0,16% ke level 18.169,68. Sedangkan indeks S & P 500 kehilangan 6,39 poin atau 0,3% menjadi 2.133,04 serta komposit Nasdaq menyusut 34,29 poin, atau 0,65% ke level 5.215,97.

Penguatan (data domestik bruto) di Inggris telah membebani untuk spekulasi bahwa BoE tidak akan memberikan stimulus lebih lanjut dalam waktu dekat, ucap Ahli Strategi Rabobank Richard McGuire.

Sektor-sektor yang sensitif terhadap gejolak suku bunga, terlihat pada sektor real estate yang menyusut 2,45% dan di jalur penurunan terburuk lima minggu sementara utilitas berkurang 0,53%. Indeks saham Eropa tergelincir 0,01% saat indeks MSCI jatuh 0,34%.