Ini Penyebab Ekonomi Jakarta Tersendat di Triwulan III Tahun 2016



( 2016-11-08 05:33:41 )

Laju pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tercatat mengalami perlambatan pada triwulan III-2016. Bank Indonesia (BI) mencatat, laju pertumbuhan ekonomi ibu kota pada triwulan III-2016 sebesar 5,75%. Lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,86%.

Direktur Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono, menuturkan laju pertumbuhan ekonomi Jakarta di triwulan III-2016 di bawah perkiraan BI.

"Penyebab utama terjadinya perlambatan tersebut akibat adanya pelemahan pada konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga," terang Doni dalam keterangannya, Selasa (8/11/2016).

Lalu Doni memaparkan, serapan belanja APBD DKI Jakarta yang cukup baik sampai triwulan III-2016 tidak diimbangi dengan penyerapan belanja APBN melalui Kementerian/Lembaga (K/L).

"Pada triwulan tiga ini belanja K/L menurun drastis, akibat adanya pengetatan belanja pemerintah terkait dengan shortfall penerimaan pajak. Besarnya peran belanja Kementerian/Lembaga dalam komponen pengeluaran pemerintah di Provinsi DKI Jakarta berpengaruh pada lebih rendahnya pertumbuhan konsumsi pemerintah di Jakarta," jelas Doni.

Konsumsi rumah tangga menunjukkan penurunan pada triwulan III-2016, terutama pada konsumsi transportasi, akomodasi, dan pendidikan yang terkena dampak oleh pelaksanaan libur panjang di awal triwulan. Pelemahan konsumsi rumah tangga tersebut juga tergambar dari turunnya penjualan mobil dan Indeks Tendensi Konsumen (BPS).

Disamping itu, realisasi belanja modal pemerintah melalui proyek-proyek infrastruktur transportasi di DKI Jakarta, seperti MRT dan LRT mulai memberi dampak pada menguatnya kinerja investasi. Namun, membaiknya realisasi pembangunan infrastruktur oleh pemerintah tersebut masih belum diimbangi oleh aktivitas investor swasta yang masih meneruskan perilaku wait and see.

Meningkatnya belanja modal pemerintah, terutama pada proyek-proyek infrastruktur, memicu membaiknya kinerja lapangan usaha konstruksi. Di samping itu, peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke DKI Jakarta pada triwulan ini memberi dampak positif bagi kinerja ekspor barang dan jasa.

"Peningkatan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta diprediksi masih akan tertahan pada triwulan IV-2016. Terbatasnya ruang fiskal tentang shortfall pajak akan menyebabkan semakin melambatnya konsumsi pemerintah dalam mendorong kegiatan ekonomi," papar Donu.

Di sisi lain, Doni meneruskan, peran swasta dalam perekonomian diprediksi masih terbatas oleh masih tingginya ketidakpastian usaha, terutama selama proses pemilihan Gubernur DKI Jakarta berlangsung.

Meski begitu, percepatan realisasi belanja modal pemerintah diprediksi mampu menahan perlambatan pertumbuhan ekonomi Jakarta lebih lanjut. Hal ini seirama dengan rencana pemerintah untuk terus mendorong pembangunan infrastruktur.

"Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta akan terus memantau berbagai perkembangan baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus juga memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta," tutur Doni.