Investor Bursa Tidak Mempercayai Isu Rush Money



( 2016-11-21 07:12:51 )

Rumor akan adanya penarikan dana besar-besaran atau rush money di perbankan membuat kegaduhan bagi investor pasar modal. Bahkan hal tersebut menjadi perhatian serius pemerintah dan termasuk direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk angkat bicara.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI,Alpino Kianjaya mengaku investor tidak mempercayai adanya rush money yang akan terjadi pada 25 November 2016. Dengan demikian, kinerja sektor keuangan tidak akan terganggu, khususnya saham perbankan yang ada di pasar modal Indonesia.

Rush money merupakan kejadian penarikan uang secara besar-besaran dari sebuah perbankan. Pelaku pasar sudah jeli terhadap isu yang berkembang saat ini. Pelaku pasar juga tahu isu yang mempengaruhi (bursa) atau tidak. Bursa juga tidak dengar isu itu. Investor, kami yakin sudah jeli mana yang benar atau tidak, ujarnya di Jakarta, kemarin.

Alpino juga yakin harga saham perbankan tidak berpengaruh dengan adanya isu rush money yang sedang merebak di kalangan publik maupun di media sosial. Kalau pun nantinya rush money terjadi, Alpino tidak mau memperkirakan kondisi saham perbankan dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jangan mengandai-andai. Kita tidak bisa andai-andai, kita harus realistis, tegas Alpino.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan gerakan rush money tidak terjadi pada 25 November. Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyesalkan munculnya dorongan untuk mendukung gerakan itu di tengah-tengah masyarakat. Kata Darmin, ini adalah bentuk pengalihan dari persoalan politik menjadi ekonomi. Janganlah mengada-ada, mengalihkan persoalan politik ke yang sifatnya ekonomi. Itu namanya sudah tidak negarawan, tegas Darmin.

Sementara Kepala Polri Jenderal Pol,Tito Karnavian meminta agar masyarakat tidak terpengaruh terhadap informasi gerakan penarikan uang secara besar-besaran atau rush money. Isu itu tersebar melalui media sosial.Gerakan rush money berkembang bersamaan dengan rencana aksi demonstrasi jilid III terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Tito mengatakan, informasi mengenai rush money merupakan kebohongan.Sebab, informasi tersebut berasal dari sumber-sumber yang tak jelas. Selain itu, fakta yang dipaparkan dalam informasi itu juga tak tepat."Saya menyatakan itu adalah hoax karena sumbernya tidak jelas, faktanya juga tidak jelas.

Tito menegaskan, kondisi Indonesia saat ini masih sangat aman, kendati ada rencana aksi susulan terkait kasus Ahok.Tito berkaca pada demonstrasi pada 4 November 2016 lalu yang berlangsung aman dan tertib.Adapun insiden yang terjadi pasca demonstrasi, kata Tito, hanya dilakukan kelompok-kelompok kecil yang ingin merusak kegiatan aksi damai tersebut."Jadi keadaan Indonesia saat ini sangat aman. Masyarakat yang melakukan demo itu murni hanya masalah proses hukum, makanya itu berakhir dengan baik. Kalau ada insiden itu hanya kelompok kelompok kecil saja, ucap Tito.

Menurut Tito, informasi mengenai gerakan rush money sangat provokatif dan dapat mengganggu stabilitas negara.Untuk itu, dia telah memerintahkan jajaran kepolisian untuk melacak penyebar informasi ditangkap.Saya sudah perintahkan dari Bareskrim, Polda Metro Jaya juga. Semua jajaran siber kita akan melakukan investigasi untuk pelacakan, tegasnya.