Para Investor Tidak Panik Walaupun Rupee Sempat Berada Pada Kondisi Terburuk 2013



( 2016-11-25 05:59:40 )

Tidak ada kepanikan di kalangan para investor ketika mata uang India, Rupee, telah anjlok melewati level terendahnya di tahun 2103. Sementara tindakan Federal Reserve yang akan datang sekali lagi akan memicu kerugian terhadap mata uang ini, kepercayaan terhadap perekonomian ketiga terbesar di Asia telah berkembang selama tiga tahun terakhir sebagai pembuat kebijakan berhasil mempersempit defisit current account dan penjinakan inflasi.

Pada saat yang sama, pertumbuhan yang luar biasa pada cadangan devisa terbukti berguna untuk melindungi pasar lokal dari guncangan global. Mata uang meluncur ke terendah capai 68,8650 per dolar pada Kamis di tengah penurunan 2,9 persen bulan ini, jauh lebih sedikit dramatis daripada terjun 8,1 persen yang terlihat di Agustus 2013 setelah Fed mengindikasikan akan mengakhiri pembelian obligasi.

Kerugian rupee bulan ini adalah yang terkecil dalam kelompok mata uang Morgan Stanley pada 2013 yang disebut dengan istilah “fragile five” dimana ketergantungan pada investasi asing untuk mendanai defisit current account membuat mereka sangat rentan. Pagi ini nilai tukar rupee ada di 68,8050 per dolar AS.

India telah menjadi penerima manfaat dari penurunan harga minyak mentah Brent selama tiga tahun terakhir sebagai negara pengimpor sekitar tiga-perempat dari produksi minyak dunia. Negara ini juga mampu bertahan di tengah anjloknya nilai tukar rupee karena langkah-langkah lain yang diambil oleh pembuat kebijakan, telah membantu meringankan inflasi di negara paling padat penduduknya kedua di dunia ini.

Selain adanya potensi kenaikan suku bunga AS bulan depan, pasar negara berkembang juga telah terbebani oleh kekhawatiran bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan mengambil pendekatan yang lebih proteksionis untuk perdagangan. India cukup unik dalam ruang pasar berkembang, karena negara ini bukan negara pengekspor komoditas maupun negara manufaktur, yang menciptakan kerentanan yang kurang terhadap gelombang kondisi ekonomi eksternal.