Harga Minyak Jatuh Tersengat Keraguan Kesepakatan OPEC



( 2016-11-28 03:49:26 )

Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini tercatat dengan mengalami penurunan lebih dari 1%, dan memperpanjang penurunan itu sejak Jumat lalu akibat kembali muncul keraguan atas kemampuan produsen utama untuk memotong produksi pada pertemuan yang direncanakan pada hari Rabu pekan ini yang bertujuan untuk mengekang kelebihan pasokan global.

Seperti dikutip dari Reuters, pada hari Senin (28.11.2016), harga minyak brent diperdagangkan pada level USD46,40 per barel pada pukul 00.35 GMT, turun 84 sen atau 1,8% dari penutupan terakhir mereka.

Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami pelemahan sebesar 74 sen atau 1,6% menjadi USD45,32 per barel.

Harga minyak terjun setelah pada hari Jumat kemarin yang mengalami penurunan lebih dari 3% disebabkan adanya ketidaksepakatan antara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan eksportir non OPEC seperti Rusia. Di mana, negara harus mengurangi produksi berapa banyak untuk mengekang produksi global karena harga minyak melemah 50% sejak 2014.

"Keraguan lebih lanjut tentang perjanjian pengurangan produksi OPEC melihat harga minyak mentah jatuh," dalam catatannya hari ini.

OPEC akan bertemu di Wina pada hari Rabu pekan ini untuk memutuskan rincian pemotongan produksi, termasuk anggota nonOPEC seperti Rusia atau Azerbaijan.

Sebuah pertemuan antara OPEC dan produsen non OPEC yang akan diadakan pada hari ini dibatalkan setelah Arab Saudi menolak untuk hadir. Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih kemarin mengatakan, karena tidak ada kesepakatan dalam OPEC telah mencapai sejauh ini.

Falih mengatakan, pasar minyak akan menyeimbangkan dirinya pada tahun 2017 bahkan jika produsen tidak melakukan intervensi, dan yang menjaga produksi pada level saat ini bisa dibenarkan.

Morgan Stanley mengatakan, membatalkan pertemuan dengan produsen non OPEC menyoroti perbedaan pendapat dalam OPEC. "Tetapi kita masih melihat setidaknya perjanjian dalam judul makalah atas kesepakatan sebagai hasil yang paling mungkin," katanya.

Melampaui penurunan produksi yang direncanakan, Morgan Stanley mengatakan bahwa dolar AS adalah yang terkuat dalam mengendalikan harga minyak. "Meskipun brent turun 57% sejak tahun 2012, kenaikan 30% dalam perdagangan, USD telah membantu mengimbangi dampak bagi banyak produsen," kata Morgan Stanley.