Perlambatan Ekonomi Dialami Negara Maju Hingga Emerging Market



( 2016-12-05 07:17:16 )

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengatakan bahwa saat ini tidak ada negara yang memimpin untuk angka pertumbuhan ekonomi, lantaran secara keseluruhan semua negara sedang mengalami perlambatan. Kondisi ini menurutnya menimpa semua negara tanpa terkecuali baik negara maju maupun emerging market, yang dibuktikan lewat pertumbuhan fluktuatif ekonomi dunia di angka 5-6%.

Sebetulnya, ujung tombak negara maju saat ini adalah Amerika Serikat (AS). Tapi dia juga melambat, untuk Eropa dan Jepang growth-nya 0,5 sekian. Emerging market turun juga seperti China dan India yang kita prediksikan tidak akan tumbuh. Artinya, tidak ada di dunia ini negara yang memimpin pertumbuhan ekonomi, ucap Faisal di Balai Sudirman, Jakarta, Senin (5/12/2016).

Lebih lanjut dia menerangkan pada masa-masa sekarang, semua negara sedang sibuk memperbaiki kondisi ekonominya. AS sendiri sedang berusaha mati-matian mengembalikan ekonomi kondusif di negaranya. Pada kuartal III 2016, ekonomi mereka tumbuh 3,2% dari 2,8% di triwulan sebelumnya. Selain itu, angka pengangguran juga mengalami penurunan tajam.

Angka pengangguran turun tajam dari 4,9% ke 4,6%. Sementara itu, jumlah orang yang berhasil diserap pasar kerja AS sebanyak 171 ribu bulan lalu. Upah rata-rata buruh di sektor swasta naik 2,8% pada Oktober, sedikit turun jadi 2,4% di bulan November, tapi tetap di atas pertumbuhan upah long term yang 2%, ungkapnya.

Dia menambahkan dengan memperhatikan kondisi ekonomi yang sedikit demi sedikit naik di Amerika Serikat, hampir bisa dipastikan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Janet Yellen akan menaikkan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Rate).

Jadi sudah pasti nih, Yellen akan naikkan suku bunga kurang lebih 10 hari lagi. Nah, ini bakalan jadi tantangan baru untuk Indonesia terutama BI. Mau bagaimana dengan suku bunga BI beserta kebijakannya, jelas dia.