Harga Minyak Dunia Balik Menyusut Sejak OPEC Kurangi Produksi



( 2016-12-07 04:07:03 )

Harga minyak mentah dunia berakhir lebih rendah untuk pertama kalinya sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) sepakat untuk mengurangi produksi mereka pada tanggal 30 November lalu. Pelemahan yang tidak terlalu besar, diyakini terimbas keraguan beberapa pihak produsen minyak dunia akan solid dalam upaya untuk mengurangi pasokan.

Dilansir Reuters, pada hari Rabu (07.12.2016) harga minyak mentah berjangka Brent meluncur sebesar USD1,01 untuk menetap pada level USD53,93 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) melemah 86 sen menjadi USD50,93 per barel. Pergerakan harga minyak telah melonjak lebih dari 15% dalam empat sesi sejak OPEC menggelar pertemuan, 30 November lalu.

"Ini hari pertama jatuhnya harga minyak dalam lima hari belakangan sebagai reaksi terhadap berita bahwa OPEC sempat mencetak rekor tertinggi bulan lalu," terang Presiden Konsultan Energi WTRG James Williams di Arkansas.

OPEC sendiri sempat mencatat rekor lainnya pada bulan November, ketika produksi naik menjadi 34,19 juta barel per hari (bpd) dari 33.82 juta bpd pada Oktober, berdasarkan survei Reuters. Harga minyak perlahan mulai menunjukkan perbaikan setelah OPEC sepakat pembekuan produksi, meski ternyata tidak bertahan cukup lama. Sebagai bagian dari keputusan pekan lalu, OPEC mengatakan produsen minyak utama di luar grup akan memotong produksi mereka sebesar 600.000 bpd.

Sementara OPEC secara keseluruhan akan mengurangi produksi hingga di atas 1,2 juta bpd dalam upaya mengendalikan pasokan Internasional. Beberapa negara di luar keanggotaan dan OPEC sendiri kembali dijadwalkan bakal menggelar pertemuan pekan ini untuk merampungkan beberapa persyaratan.

Rusia melaporkan produksi minyak rata-rata pada bulan November mencapai 11.21 juta bpd, tatau hampor mendekati posisi tertinggi dalam 30 tahun. Itu berarti produksi yang dihasilkan OPEC dan Rusia scukup untuk menutupi hampir setengah dari permintaan minyak global, yakni hanya di atas 95 juta bpd. Pengamat sendiri menilai keputusan OPEC masih harus diuji, ketika Arab Saudi telah berjuang meningkatkan produksi dalam perebutan pasar.