Menteri Keuangan Inggris Soroti Masa Transisi Pasca Brexit



( 2016-12-13 09:08:13 )

Menteri Keuangan (Menkeu) Inggris Philip Hammond mendukung adanya kesepakatan sementara terkait keputusan Brexit, ketika dia memprediksi proses negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) membutuhkan waktu lebih dari dua tahun. Kepada komite, dia menerangkan akan mengantisipasi adanya risiko gangguan termasuk risiko krusial stabilitas keuangan.

Dilansir BBC, Selasa (13/12/2016) dalam kondisi ini sektor bisnis maupun pemerintah harus membuat perubahan, ungkapnya. Pernyataan Hammond ini diyakini sebagai sinyal kuat dari pemerintah bahwa proses Brexit bisa memakan waktu lebih lama dari dua tahun, untuk menyelesaikan semuanya hingga Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa.

Pada awal pekan, komite disebut mengajukan adanya peraturan transisi sebagai bagian dari masa depan hubungan ekonomi Inggris dengan Eropa. Transisi pengaturan akan membawa efek hingga dimana Inggris secara resmi pergi dari Uni Eropa dan titik dimana Inggris menjadikan hubungan dengan Eropa lebih efektif. Saya tidak ingin orang berpikir hanya tentang finansial, jelas Hammond.

Lebih lanjut dia memberikan contoh terkait masa depan pabean antara Inggris dan Uni Eropa yang menurut Hammond memungkinkan adanya perusahan signifikan secara fisik pada infrastruktur. Semua yang perlu dilakukan di pelabuhan untuk barang masuk dan keluar, tidak hanya di Inggris tapi juga pada benua eropa terangnya.

Dia menambahkan diperlukan juga pelatihan kepada sejumlah besar orang untuk mengantisipasi perubahan lebih intensif di perbatasan. Sehingga tidak hanya sektor bisnis, tapi juga pemerintah perlu berpikir tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat perubahan, melatih orang-orang hingga perekrutan. Dan saya pikir kita masuk dalam diskusi ini, pungkasnya.