Harga Minyak Dunia Naik Usai Libya Kembali Buka Jaringan Pipa



( 2016-12-21 03:52:09 )

Harga minyak dunia naik namun tetap masih di bawah posisi tertingginya setelah Libya mengumumkan pembukaan kembali jaringan pipa untuk melakukan blokade selama dua tahun yang berakhir awal bulan ini.

Seperti dikutip dari Reuters, pada hari Rabu (21.12.2016), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 43 sen atau 0,8% ke level USD55,35 per barel setelah menyentuh intraday tinggi di level USD55,92. Sementara, harga minyak AS naik 11 sen menjadi USD52,23 per barel.

Kenaikan harga minyak dunia ini setelah Libya National Oil Corp mengatakan jaringan pipa dari lapangan baratnya telah dibuka kembali. Ia mengharapkan untuk menambahkan 270.000 barel per hari atas produksi negara dalam tiga bulan ke depan. Para pengunjuk rasa pekan lalu sepakat untuk mengakhiri blokade yang sudah berjalan lama ini.

Konflik dan perselisihan politik telah memangkas produksi Libya sebanyak 600.000 barel per hari, jauh di bawah produksi sebelum pemberontakan pada tahun 2011 yang mencapai 1,6 juta.

Fokus utama pasar dalam beberapa bulan terakhir pada keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yaitu telah setuju untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.

Bahkan produsen non-OPEC juga sepakat untuk membatasi produksi. Pedagang berharap persediaan minyak AS menurun dalam beberapa pekan mendatang, namun minyak dapat diperdagangkan dalam kisaran sampai indikasi awal Januari apakah produsen minyak ini tetap melaksanakan janji mereka.

"Kami pikir katalis berikutnya tidak akan sampai pertengahan bulan Januari sampai kita mulai melihat rincian tentang siapa yang memotong dan yang telah ditegakkan mereka," kata John Macaluso, pedagang di Tyche Capital Advisors di Mineola, New York.

Kesepakatan OPEC untuk memangkas pasokan tidak termasuk Libya, sehingga produksi tambahnya minyak dari Libya dapat merusak upaya OPEC untuk mengurangi kelebihan minyak mentah global.

Kesepakatan untuk memotong pasokan global antara OPEC dan produsen non-OPEC melanda bulan ini telah mendorong harga minyak ke rekor tertinggi dalam 17 bulan ini. Pasar menunggu data resmi AS resmi atas persediaan mingguan. Analis yang disurvei oleh Reuters berharap persediaan minyak mentah AS menunjukkan hasil imbang dari 2,4 juta barel dalam pekan sampai tanggal 16 Desember.

American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, akan merilis angka produksi. Harga bensin di AS naik 1,8% menjadi USD1,5917 per galon di New York Mercantile Exchange. Pedagang berharap impor rendah untuk menghasilkan sebuah penarikan untuk produk ketika Departemen Energi AS merilis data baru pada hari ini.