Permulaan Perang Dingin Jilid 2, Keterlibatan Rusia dalam Pemilu AS



( 2016-12-22 04:46:55 )

Fenomena situasi global belakangan ini sangat mencengkam dunia. Sebelumnya ada anggapan bahwa dengan berakhirnya perang dingin antara idiologi kapitalisme dan Komunisme serta runtuhnya Uni soviet, semua orang berfikir bahwa potensi konflik kepentingan idiologi antar blok blok idiologis akan berakhir. Akan tetapi mata dunia terbeliak melihat Peristiwa terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang memiliki latar belakang seorang Korporasi telah memutar balikan fakta sejarah.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah demokrasi modern Amerika Serikat, presiden terpilih belum pernah menjadi gubernur negara bagian dan juga belum pernah menjadi senator Amerika. Ini bukan sebuah fakta demokrasi secara kebetulan, tapi di tenggarai ada campur tangan pihak non warga Negara Amerika ikut bermain serta peranan Russia yang membuat Donald Trump terpilih,” ujar Mantan anggota DPR RI fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Habil Marati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (21/12/2016).

Menurutnya, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden memiliki implikasi terhadap kebijakan politik luar Negeri Amerika serikat, sudah barang tentu akan memberikan efek ekonomi dan idiologi terhadap tatanan dunia baru. Multi dimensi krisis ekonomi yang terjadi pada negara negara eropa dan amerika, maupun krisis identitas kapitalis yang telah melanda masyarakat Eropa, dampaknya telah membuat rasa solidaritas masyarakat eropa serta Idiologis khususnya Eropa barat tergerus.

“Keterlibatan Russia dalam proses pemilu Amerika adalah merupakan awal di mulainya kembali perang dingin jild 2, dari perang konvensional idiologis menjadi perang idiologis assimetris, kolaborasi kekuatan ekonomi Russia dan China yang dibangun di atas idilogi marxisme dan di dudukung oleh masyarakat eropa timur akan menjadi kekuatan jalan tengah dalam tatanan dunia baru. Tatanan dunia baru ini akan dipimpin oleh Negara komunis China, dengan mengembangkan sistem organisasi Negara negara yang menerima bantuan dari China berdasarkan struktur komando komunis yang terpusat dan disiplin,” jelasnya.

Ciri khas dari sistem teori politik Komunis adalah terpusat dan disiplin organisasi yang ketat dan kuat, hipotesa ini juga menyangkut mengenai proses institusi pemerintahan serta norma norma moral yang mengontrol prilaku politik, lebih dari itu juga di gunakan untuk memberikan pemahaman mengenai fungsi fungsi pemerintahan dalam membuat kebijakan dalam menangani sosio politis dengan pendekatan idilologi komunisme.