Prediksi Harga Emas Tahun Depan



( 2016-12-27 07:52:36 )

Emas dianggap sebagai investasi yang paling aman bagi investor, ketika adanya guncangan di pasar. Kondisi inilah yang biasanya memicu harga emas naik.

Pada tahun ini, harga emas sempat meningkat usai Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) serta terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Tetapi, sejak November kemarin harga emas terus merosot ke posisi US$ 1.133 dari posisi tertingginya pada level US$ 1.372 per ounce pada Agustus. Harga emas turun setelah munculnya keyakinan jika guncangan pasar yang terjadi sepanjang tahun akan segera kembali pulih.

Khusus di tahun depan, para ahli menuturkan pola yang sama dapat terjadi pada harga emas, di tengah kekacauan politik di Italia dan pemilu Perancis serta Jerman.

Julian Jessop dari Capital Economics, seperti dikutip dari express.co.uk, Selasa (27/12/2016) memperkirakan permintaan akan mendorong harga emas ke posisi US$ 1.050 pada akhir 2017.

"Satu pelajaran dari tahun 2016 yaitu permintaan safe haven dapat meningkat sedikit saat terjadi guncangan politik yang besar," terang dia.

Namun dirinya menambahkan guncangan baru pada tahun 2017 mungkin tidak begitu lemah.

"Dan mesti ditekankan bahwa Brexit belum terjadi dan Trump belum menjadi Presiden, sehingga masih ada banyak waktu untuk kembali terjadinya guncangan dari 2016," tambahnya.

Harga emas juga tetap berada di bawah tekanan seiring penguatan dolar, yang membuat komoditas menjadi lebih mahal bagi investor.

Mata uang AS ini meningkat pada tahun ini usai Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dan diperkirakan akan terjadi kembali pada tahun 2017.

Sheridan Admans, Manajer Riset Investasi The Share Centre, menuturkan para pengamat emas mempunyai berbagai pandangan soal harga emas dalam jangka menengah.

"Apa yang kita dapat yakini dalam masa ketidakpastian pasar emas cenderung adil dan relatif baik. Kita juga tahu kalau emas baik ketika dolar AS melemah," ujar dia.

Dia menilai, para investor juga menghargai emas yang merupakan lindung nilai yang baik terhadap inflasi.

"Harga emas juga tetap kuat terhadap aset lainnya ketika terjadinya deflasi, dan cenderung bereaksi positif ketika negara-negara berkembang sedang tumbuh," tandasnya.