Dilema Rupiah: Antara Suku Bunga The Fed dan Pelantikan Trump



( 2016-12-28 03:13:38 )

Kondisi nilai tukar rupiah menghadapi dilema pada tahun 2017. Penyebabnya adalah potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan pelantikan Presiden AS Donald Trump yang akan mempengaruhi nasib mata uang NKRI.

Menurut analis dari Investa Saran Mandiri yang bernama Hans Kwee mengatakan, bahwa pergerakan rupiah cenderung tertekan sejak Donald John Trump memenangkan Pilpres AS dan Federal Reserve menaikkan suku bunga pada awal Desember ini.

Hans menjelaskan bahwa kebijakan Trump mulai dari internasional hingga dalam negeri, seperti belanja infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kenaikan suku bunga membuat ketidakpastian ekonomi. Sehingga peluang rupiah menguat agak kecil dan diperkirakan bergerak di rentang Rp13.500-Rp14.000/USD sampai dengan semester I 2017.

"Menguat agak kecil peluangnya. Divergent antara Fed dan bank sentral dunia yang melakukan quantitative easing dan Fed cenderung menaikkan suku bunga. Kecuali kabinet Donald Trump jelek, kebijakan enggak jelas, rupiah bisa menguat," ujarnya.

Senada dengan itu, ekonom dari salah satu Bank, yang bernama David Sumual menuturkan, bahwa dalam beberapa waktu ke depan nilai tukar rupiah akan cenderung tertekan. Menurutnya, rupiah akan terus bergejolak sampai diumumkan susunan kabinet pemerintahan AS yang baru.

"Kecenderungan mungkin masih akan tertekan karena ekspetasi di pasar sampai nanti diresmikannya pemerintahan Amerika, kabinetnya seperti apa," pungkasnya.

VP Corporate Development & Market Research ForexTime Ltd (FXTM) Jameel Ahmad meramalkan kebintangan mata uang dolar Amerika Serikat (USD) akan memudar awal tahun 2017. USD diperkirakan mulai melemah setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS.

Jameel menjelaskan, sebelum Trump dilantik, kondisi nilai tukar USD masih terus perkasa terhadap mata uang lain termasuk rupiah. Akhir Januari nanti diprediksi itu semua berbalik 180 derajat.

"Jadi, pelemahan rupiah terhadap dolar akan melemah sampai Trump dilantik jadi Presiden AS akhir Januari nanti. Dan setelah dia dilantik ada risiko koreksi dolar. Dari sekarang sampai Trump dilantik, semua mata uang akan melemah termasuk rupiah," ujarnya.

Saat ini, kata dia, kebintangan USD masih bersinar terang di atas langit Indonesia dan negara-negara lain. Bahkan angka kekuatan mata uang Negeri Paman Sam itu sedang berada di titik tertinggi dalam 15 tahun terakhir.