Industri Keuangan Rugi Ratusan Miliar Rupiah karena Gempa Aceh



( 2016-12-30 09:30:32 )

Gempa sebesar 6,5 SR yang mengguncang ‎Pidie Jaya, Aceh selain merenggut nyawa puluhan orang, juga membuat kerugian bagi industri keuangan, baik di perbankan maupun non perbankan. Nilai kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad ketika Konferensi Pers Akhir Tahun mengenai Kinerja Industri Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Tahun 2016.

Muliaman menilai, bencana gempa di Pidie Jaya, Aceh, ada beberapa bank, terutama bank-bank Persero yang sudah melaporkan para debiturnya telah terkena dampak bencana tersebut.

"Jadi sebanyak 1.450 debitur bank-bank Persero menderita kerugian sebesar Rp 36,9 miliar karena gempa di Pidie Aceh," ujarnya di Kantor OJK, Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Selain perbankan, lanjut Muliaman, dampak gempa Pidie ini juga dialami industri keuangan non bank. Di sektor asuransi contohnya, estimasi kerugian industri asuransi maksimum mencapai Rp 138 miliar.

"Kerugian industri asuransi dari gempa ini paling banyak perkiraannya sebesar Rp 138 miliar, kami masih terus menghitung. Estimasinya kerugian PT Asuransi MAIPARK Indonesia yang spesialis di reasuransi bencana alam maksimal Rp 20 miliar," terangnya.

Selanjutnya di sektor Pegadaian, sambung dia, dilaporkan jumlah debitur yang terkena dampak gempa mencapai 120 debitur dengan jumlah baki debet sebesar Rp 900 juta.

"OJK terus memantau dan menginvestarisasi dampak dari bencana banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat karena kami belum punya angkanya, tim kami tengah berada di lapangan. Hal ini dilakukan untuk evaluasi yang akan menentukan penerapan solusi yang tepat dari dampak yang terjadi," tutur Muliaman.

Dari ketentuan yang berlaku, diucapkan Muliaman, OJK dapat memberikan perlakuan khusus terhadap kredit bank di daerah yang terkena bencana dengan mempertimbangkan aspek luas wilayah yang terkena bencana, jumlah korban jiwa, jumlah kerugian materiil, jumlah debitur, dan jumlah ‎kredit yang terkena dampak.

"Ini merupakan respons kami terhadap terjadinya bencana alam belakangan ini," tegasnya.