Kekhawatiran Terkait Pasokan Picu Harga Minyak Susut



( 2017-01-10 07:21:00 )

Harga minyak anjlok di tengah kekhawatiran kalau ekspor minyak mentah Irak dan output AS bisa merusak upaya OPEC untuk mengurangi pasokan di pasar.

Melansir dari laman Reuters, Selasa (10/1/2017), pada penutupan perdagangan, harga minyak mentah Brent turun sebesar US$ 2,25 atau 2,87 persen menjadi US$ 54,85 ??per barel.

Sementara untuk minyak mentah berjangka AS turun hampir 4 persen menjadi US$ 51,87 per barel.

Melemahnya harga minyak turut menekan saham energi di Wall Street dan Dow Jones Industrial Average. "Harga (minyak) melemah... meminta perhatian beberapa berita bearish bahwa pasar telah bersedia untuk mengabaikan, seperti tingginya tingkat pasokan (kuartal keempat) dan uptrend di pengeboran rig AS dan produksi minyak yang sebenarnya," ujar Tim Evans, Ahli Energi Berjangka di Citigroup.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk memangkas produksi untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global melanda selama delapan tahun lalu pada November lalu.

Di samping itu, Pound sterling merosot akibat komentar Perdana Menteri Inggris Theresa May tentang jalan keluar yang agresif dari Uni Eropa.

Sterling yang merupakan penggerak besar di pasar mata uang, jatuh hampir sebesar 1 persen terhadap dolar ke posisi paling rendah lebih dari dua bulan setelah pernyataan May.

May menuturkan dia bersedia mengorbankan keanggotaan pada pasar tunggal agar dapat mengontrol lebih besar di perbatasan.

Imbal hasil Treasury AS ikut naik bersamaan dengan imbal hasil obligasi Inggris usai komentar May tersebut.

Analis mengatakan, pelemahan dolar menekan imbal hasil Treasury. Indeks Dolar yang melacak greenback terhadap enam mata uang, turun sebesar 0,23 persen menjadi 101,98.

Sementara sterling turun ke posisi terendah lebih dari dua bulan. Sterling terakhir turun sebesar 0,9 persen menjadi US$ 1,2163.