Pelemahan Dolar AS Picu IHSG Menguat



( 2017-01-12 07:32:08 )

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Kamis (12/1), dipicu melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengutarakan, bursa saham Wall Street berhasil bangkit malam tadi, usai bergerak dengan fluktuatif, menyusul respon atas konferensi pers Donald Trump sebagai Presiden terpilih AS.

Indeks DJIA dan S&P masing-masing mengalami penguatan sebesar 0,5 persen dan 0,3 persen pada level 19.954,28 dan 2.275,32. Sementara, untuk indeks Nasdaq naik tipis sebesar 0,2 persen ke level 3.307,94. Penguatan saham di Wall Street juga didorong oleh kenaikan harga minyak hingga 3 persen.

“Tapi, saham-saham bioteknologi tertekan usai pernyataan Trump di industri farmasi AS. Trump juga akan menyudahi kebijakan kesehatan Barrack Obama yang dikenal dengan Obamacare,” tuturnya, Kamis (12/1).

Sementara itu, dari perdagangan dalam negeri, IHSG masih meneruskan tren pelemahannya. Kemarin, IHSG ditutup melemah sebesar 8,68 poin (0,16 persen) di level 5.301.

David berpendapat, koreksi IHSG terutama dipicu oleh sejumlah saham unggulan, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Astra International Tbk.

Adapun, aksi beli melanda saham-saham pada sektor tambang, usai harga komoditas, terutama logam kembali menguat, seperti timah, nikel, dan batu bara.

Walaupun IHSG masih lemah untuk masuk ke teritori positif, ia menilai, ada peluang bagi IHSG untuk rebound (bangkit) dari penguatan rupiah terhadap dolar AS. Ia memperkirakan, IHSG bakal berada dalam rentang support 5.390 dan resisten 5.330.

“Melemahnya dolar AS akan memberikan peluang penguatan rupiah serta dapat memberikan sentimen positif di pasar, terutama saham-saham yang sensitif inflasi dan tingkat bunga. Namun, harga komoditas logam yang terkoreksi pada tadi malam akan menimbulkan aksi ambil untung pada sejumlah saham tambang logam,” imbuh David.

Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada merasa pesimis dengan pergerakan IHSG sepanjang hari ini. Ia menilai, belum ada momentum yang memungkinkan IHSG untuk rebound. Ia bahkan melihat IHSG akan kembali terkoreksi.

“Rupiah masih belum cukup kuat untuk menopang IHSG dan belum dapat membuat IHSG menuju ke zona hijau. Pelaku pasar cenderung wait and see dan mengurangi aksi beli,” papar Reza.

Ia menilai, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada dalam rentang support 5.286-5.293 dengan resisten di kisaran 5.315-5.330.