Mentan: Impor jagung Turun 66 Persen



( 2017-01-20 09:12:49 )

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan, Indonesia akan mengalami kelebihan pasokan jagung dalam tiga bulan ke depan sebab produksi di sejumlah daerah meningkat cukup signifikan. Hal ini disebabkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan swasta yang salah satunya adalah Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT).

GPMT merupakan perusahaan swasta yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan kerja sama dalam menyerap produksi jagung lokal, hal ini terbukti ampuh dengan turunnya impor jagung Indonesia sebesar 66 persen.

"Kami bekerja bersama-sama sehingga produksi kita dapat meningkat, hal ini merupakan sinergi yang baik dan impor jagung kita turun sebesar 66 persen. Sehingga sekarang mereka justru ada kekhawatiran kelebihan pasokan dalam waktu dekat," papar Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (20/1/2017).

Kelebihan pasokan jagung sendiri diperkirakan akan terjadi pada musim panen Maret hingga April 2017 nanti yang akan mencapai angka 12 juta ton atau naik dibanding tahun lalu yang hanya sebesar 10 juta ton. "Kebutuhan jagung kita baik untuk pakan ataupun konsumsi hanya sebesar 1,7 juta ton per bulan atau 20,4 ton per tahun," terangnya.

Dengan lebihnya pasokan tersebut, Kementerian Pertanian dan GPMT juga akan meminta kerjasama dengan Bulog untuk menyimpan sebagian jagung untuk disimpan di gudang Bulog, dimana gudang GPMT masih belum mampu menampung produksi jagung yang berlebih.

Amran menambahkan, pihaknya mengapresiasi GPMT yang sudah proaktif membangun gudang-gudang dan serta mesin dryer untuk jagung di berbagai daerah.

"Saya juga baru mengetahui ini kalau mereka ternyata sudah membangun gudang-gudang dan dryer dengan biaya sendiri. Rupanya GPMT sudah siap mengantisipasi akan adanya oversupply dan dikurangi impor jagung. Saya sangat mengapresiasi terkait hal ini," ungkap Amran.

Pemerintah menargetkan dapat menciptakan swasembada jagung paling lambat hingga 2018 nanti. Salah satu komoditas yang ditargetkan tidak akan melakukan impor dalam dua tahun ke depan.

Untuk mewujukan hal tersebut, Mentan Amran pun bergerilya ke beberapa daerah untuk mendongkrak produksi jagung agar impor jagung bisa tertutup total.

"Jadi kalau sudah ada tambahan produksi jagung, kita dapat mengurangi impor. Impor jagung kita tahun ini turun sekitar 3 juta ton, itu nilainya sebesar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun, padahal baru sekali gerak," tutup Amran.