Harga Emas Anjlok Setelah Sempat Perkasa dalam 3 Pekan



( 2015-12-08 08:15:39 )

Memulai awal pekan ini, harga emas menyusut 1 persen dari babak sebelumnya setelah dolar Amerika Serikat (AS) menguat akibat data tenaga kerja AS pada Jumat pekan lalu. Rilisnya data tenaga kerja AS telah menguatkan harapan bank sentral AS terkait dengan kenaikan suku bunga pada Desember 2015.

Di pasar spot, harga emas menurun 1,1 persen ke level US$ 1.074,90 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Februari melemah 0,8 persen ke level US$ 1.075,20.

Harga emas mengalami tekanan hal ini juga disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia ke level terendahnya dalam tujuh tahun. Selama 2015, harga emas mengalami penurunan sebanyak sembilan persen. Hal itu diakibatkan oleh harapan rencana naiknya suku bunga bank sentral untuk pertama kali pada Desember 2015. Para pemain pasar juga sedang fokus terhadap rencana pertemuan bank sentral AS pada pekan depan.

"Umumnya orang menilai potensi naiknya suku bunga di AS, dan menghiraukan berita lainnya," ucap Kepala Riset the Bank of Nova Scotia, Simon Weeks.

Pada riset Citi menyampaikan, reli harga emas pekan lalu didorong oleh aksi beli jangka pendek sehingga mampu meningkatkan harga emas. Harga emas diperkirakan masih dalam tekanan bila dilihat dari segi teknikal.

Disamping itu, para pengamat juga memperkirakan dengan meningkatnya suku bunga bank sentral AS membuat emas menjadi tidak menarik. "Kami tetap menimbang dari harga emas yang masih tertekan, dan menurunkan pencapaian harga emas menjadi US$ 1.000 per ounce dalam 12 bulan," ujar Julius Baer.