Ketidakpastian Geopolitik Picu Melonjaknya Harga Emas



( 2017-02-09 06:54:37 )

Harga emas kembali menguat dalam lima sesi perdagangan bersamaan dengan ketidakpastian geopolitik. Harga emas tetap berada di level tertinggi dalam 13 minggu.

Harga emas untuk pengiriman April mengalami kenaikan sebesar US$ 3,4 atau 0,3 persen menjadi US$ 1.239,50 per ounce. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak 10 November 2016. Hal ini berbanding terbalik dengan harga perak. Harga perak turun sebesar 0,3 persen menjadi US$ 17.705 per ounce. Selain itu, ketidakpastian agenda politik presiden AS Donald Trump juga berkontribusi terhadap harga emas.

Dalam laporan analis The 7:00 mengungkapkan, terdapat tiga hal yang dicermati sehingga mempengaruhi harga emas antara lain yaitu dolar AS, suku bunga dan saham. Imbal hasil obligasi bertenor panjang turun, dolar AS, dan bursa saham AS juga tengah bergejolak.

"Kalau tiga hal ini trennya terus berlanjut, harga emas akan tetap bertahan untuk menguat. Namun jika pasar kembali terkena sentimen Trump maka hal tersebut akan berdampak ke harga emas juga," ujar analis the 7:00 dalam laporannya, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (9/2/2017).

Kekhawatiran terhadap ketidakstabilan di Eropa juga memberi kontribusi untuk harga emas. Pemilihan umum di Eropa memberikan spekulasi yang berdampak ke mata uang dan logam. Jelang pemilihan umum di Prancis, merupakan salah satu yang berpotensi memberi dampak ke pasar. Apalagi salah satu calon presiden Prancis Marine Le Pen sudah mulai kampanye.

Ada pun, untuk pergerakan harga emas sepanjang tahun 2017, harga emas telah naik lebih dari 7 persen. Sedangkan indeks dolar AS melemah sebesar 1,8 persen. Selain itu, bank sentral AS atau the Federal Reserve yang tetap mempertahankan suku bunga telah mendorong sentimen harga emas. Dengan suku bunga yang rendah, investor tetap memilih logam mulia.