Harga Minyak Melemah Akibat Penguatan Dolar Serta Produksi AS



( 2017-02-14 09:11:46 )

Harga minyak mengalami penurunan sebesar 2 persen pada penutupan hari Senin (13/2) waktu Amerika Serikat. Penurunan terbesar terjadi sejak Januari ini akibat ditekan oleh penguatan dolar AS dan indikasi peningkatan produksi minyak mentah dari negeri Paman Sam tersebut.

Dikutip dari Reuters, harapan pemangkasan pajak AS untuk mendorong keuntungan korporasi dan investasi meningkatkan nilai tukar dolar dalam kurun waktu tiga pekan terakhir. Hal ini mengakibatkan pembelian minyak menggunakan denominasi dolar menjadi lebih mahal dibanding dengan menggunakan mata uang lainnya.

Di waktu yang bersamaan, produksi migas non-konvensional AS pada bulan Maret diperkirakan mencapai titik tertinggi dalam lima bulan terakhir bersamaan dengan perusahaan migas yang memanfaatkan harga minyak yang melambung tinggi untuk meningkatkan produksi.

Selama sebulan terakhir, pengeboran minyak AS meningkat menjadi sebesar 591 pengeboran. Angka ini merupakan jumlah pengeboran tertinggi sejak tahun 2012.

Akibatnya, harga Brent berjangka LCOc1 alami pelemahan sebesar US$1,11 per barel ke angka US$55,59 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) CLc1 melemah US$0,93 per barel ke angka US$52,93 per barel.

Beberapa analis meragukan jika kebijakan pemangkasan produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) bisa memberi dampak pada peningkatan harga minyak. Analis ABN Amro contohnya, mengurangi prediksi harga Brent pada semester I tahun ini dari US$55 per barel ke angka US$50 per barel.

Hal ini telah terlihat selama sebulan terakhir, di mana tingginya tingkat kepatuhan antar negara OPEC untuk membatasi produksi masih belum mampu membawa harga minyak untuk melompat lebih jauh lagi.

Data bulanan OPEC setelah adanya kebijakan tersebut memperlihatkan, produsen utama seperti Arab Saudi yang menyumbang penurunan produksi terbanyak, yaitu sebesar 700 ribu barel per hari. Ini membuat tingkat keberhasilan pemangkasan produksi OPEC mencapai 93 persen di bulan Januari lalu.

Sebelumnya, OPEC dan beberapa negara non-OPEC sudah sepakat untuk melakukan pengurangan produksi hampir sebesar 1,8 juta barel per hari sepanjang paruh pertama tahun 2017 demi mendukung kenaikan harga dan mengurangi suplai yang berlebih.

Tetapi, tingginya realisasi OPEC pada bulan pertama masih belum bisa memberikan kepuasan kepada investor. Beberapa spekulan menahan 100 ribu kontrak penjualan minyak pada pekan lalu bersamaan dengan kekhawatiran meningkatnya kembali produksi minyak AS.