Dolar AS Picu Penguatan Harga Emas



( 2017-02-16 06:27:40 )

Harga emas mengalami penguatan akibat didorong oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang tertekan sehingga memberi angin segar untuk komoditas logam.

Harga emas meningkat sebesar 0,6 persen ke level US$ 1.233,10 per ounce usai berada di kisaran US$ 1.218. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Maret menguat sebesar 0,4 persen menjadi US$ 17.963 per ounce.

Kenaikan harga emas juga terjadi di tengah bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang mengalami penguatan. Hal itu didorong dari optimisme pemerintahan Donald Trump yang akan merealisasikan pemangkasan pajak. Tidak hanya itu, imbal hasil surat utang atau obligasi pun naik bersamaan dengan pernyataan pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve Janet Yellen soal suku bunga.

"Sebelumnya harga emas tidak memiliki keterkaitan dengan di luar pasar. Penguatan harga emas yang terjadi menunjukkan skeptimiseme terhadap kestabilan bursa saham," tutur Michael Armbruster, Pendiri Altavest, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (16/2/2017).

"Akan tetapi kami mengharapkan baik saham dan obligasi akan berbalik arah sehingga menekan logam mulia. Hal ini akan menarik untuk dilihat," sambung dia.

Pada perdagangan Selasa kemarin, para pelaku pasar tengah fokus terhadap testimoni Janet Yellen. Dia mengkonfirmasi bahwa inflasi mulai menguat. Selain itu, kenaikan suku bunga dapat tejadi lebih cepat. "Hal ini seiring dengan rencana kenaikan suku bunga. Ini sangat baik untuk emas," tutur Nico Pantelis, Kepala Riset Secular Investor.

Sementara itu, pimpinan bank sentral AS lain yaitu pimpinan bank sentral AS dari Boston Eric Rosengren mengatakan, kalau kenaikan suku bunga dapat terjadi lebih dari perkiraan bank sentral AS. Sebelumnya diprediksi suku bunga bank sentral AS naik 3 kali pada 2017. Ada pun indeks dolar AS turun tipis 0,1 persen usai diperdagangkan di level tertinggi usai pernyataan Yellen. Tekanan dolar AS mengangkat harga emas.