Harga Minyak Akhirnya Kembali Menguat Meski Sempat Terjungkal



( 2015-12-16 05:37:17 )

Harga minyak kembali menguat 3 persen pada penutupan perdagangan hari Selasa (Rabu pagi Waktu Jakarta), hal ini merupakan usaha penyelamatan teknikal setelah sempat terpeleset pada posisi terendah dalam 11 tahun terakhir.

Untuk harga minyak Brent yang menjadi patokan harga dunia dan harga minyak West Texas Intermediate yang merupakan patokan harga di Amerika Serikat (AS) naik melebihi US$ 1 per barel. Peningkatan ini sudah terjadi selama dua hari berturut-turut setelah sebelumnya sempat terperosok cukup dalam. mengutip dari laman Reuters, Rabu (16/12/2015).

Minyak Brent bertambah US$ 1,05 per barel atau 2,8 persen ke posisi US$ 38,97 per barel. Pada perdagangan intraday, untuk harga minyak Brent sempat menyentuh level US$ 39,41 per barel.

Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate naik US$ 1,36 per barel menjadi US$ 37,67 per barel. Untuk harga minyak ini sempat merosot ke level US$ 34,53 per barel pada perdagangan sehari sebelumnya. Posisi tersebut merupakan posisi paling rendah sejak krisis keuangan lalu.

"Para pelaku pasar melangsungkan pembelian ketika harga berada pada posisi terendah," terang Direktur BRG Brokerage, Jeffrey Grossman. Pada intinya, kenaikan ini lebih dipicu akibat faktor teknikal setelah mengalami penurunan yang cukup dalam. Ia juga berkeinginan dalam beberapa hari ke depan harga minyak dapat mencapai level US$ 40 per barel.

Sesungguhnya, naiknya harga minyak ini dapat lebih tinggi lagi. Akan tetapi terhalang oleh penguatan dolar AS karena terdapat rencana naiknya suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) yang akan diadakan pada akhir tahun ini. Penguatan dolar AS menyebabkan harga minyak cenderung lebih mahal jika diperdagangkan dengan menggunakan mata uang yang lain.

"Saya menyaksikan kalau harga saat ini sudah terlalu rendah. namun untuk mengembalikan ke posisi atas bukanlah perkara mudah dengan adanya berbagai tantangan dari luar faktor pasokan dan permintaan sendiri," terang pendiri konsultan energi Ritterbusch & Associates, Jim Ritterbusch.

Lembaga pemeringkat Moody's memprediksi bahwa harga minyak akan berada pada kisaran US$ 43 per barel pada 2016 nanti. Lembaga ini juga pernah memperkirakan bahwa harga minyak akan berada pada level US$ 53 per barel.

Disisi lain Danske Bank menyatakan kalau harga minyak dapat berada di posisi US$ 25 per barel pada tahun depan jika tidak terjadi pengurangan produksi.