Harga Minyak Terus Menguat Setelah Menurunnya Stok AS



( 2017-05-12 04:37:44 )

Harga minyak dunia kembali menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena para investor terus mencermati penarikan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 0,50 dolar AS menjadi menetap di 47,83 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, bertambah 0,55 dolar AS menjadi ditutup pada 50,77 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah AS turun sebesar 5,2 juta barel pekan lalu, mencatat penurunan satu minggu terbesar dalam persediaan AS sejauh tahun ini, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu (10/5).

Sementara itu, Irak dan Aljazair dilaporkan pada Kamis (11/5/2017) mengatakan bahwa mereka mendukung perpanjangan kesepakatan pemotongan produksi minyak mentah.

Sebagian besar analis memperkirakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak non-OPEC akan memperpanjang kesepakatan sampai setidaknya akhir tahun, ketika mereka bertemu pada 25 Mei di Wina.

Di sisi lain, OPEC pada Kamis (11/5/2017) melihat adanya tekanan dari peningkatan pasokan minyak mentah AS, sementara kartel tersebut sedang berusaha menyeimbangkan kembali pasar minyak dengan memotong produksi minyak.

Tekanan terus terjadi dari ketidakseimbangan bearish dalam kondisi-kondisi pasar minyak, akibat kenaikan pasokan minyak mentah AS dan penarikan persediaan yang lebih rendah dari yang diperkirakan, tulis OPEC dalam laporan bulanannya.

OPEC mencatat harga minyak berada di bawah tekanan dari pasokan yang lebih tinggi dan penyeimbangan kembali pasar yang lebih lambat dari perkiraan.

OPEC memutuskan untuk memangkas produksi minyak pada musim dingin lalu dalam kerja sama dengan produsen-produsen minyak lainnya untuk meningkatkan harga minyak yang lemah.

Namun demikian, pemotongan produksi itu tampaknya memiliki dampak terbatas pada harga minyak, karena AS terus meningkatkan produksi minyaknya, terutama produksi minyak serpih.

Kartel juga meningkatkan estimasi produksi minyak dari produsen-produsen non-OPEC, memperkirakan produksi dari para pesaingnya akan meningkat sebesar 950.000 barel per hari pada 2017, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 370.000 barel.

Anggota OPEC akan bertemu bulan ini di Wina untuk memutuskan apakah kartel tersebut akan memperpanjang pemotongan produksi minyak mentah mereka.