Program Tol Laut Berikan Dampak Positif Bagi Industri Galangan Kapal Di Batam



( 2017-05-16 02:55:22 )

Pengusaha landasan kapal di Batam, Kepualauan Riau, meminta kepada pemerintah untuk meneruskan program tol laut. Lantaran, program tersebut dinilai dapat memberikan semangat industri pembuatan kapal.

“Program tol laut yang saat ini dijalankan pemerintah secara langsung mampu menggairahkan pembuatan kapal, yang akan berdampak bagi penyerapan tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian daerah,” ucap Andi Baso yang merupakan Marketing Executive PT Bandar Abadi kepada pers di Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (15/05/2017) kemarin.

Dikatakan, program tol laut membentuk industri galangan kapal yang mendapatkan pesanan kapal melalui lelang terbuka dari Kementerian Perhubungan. Salah satu proyek pembangunan kapal perintis oleh Kementerian Perhubungan yang diharapkan dapat selesai sampai akhir Desember 2017 adalah pembuatan kapal kontainer sebanyak 15 unit.

Andi menjelaskan bahwa perusahaannya memenangkan lelang pembuatan satu dari 15 kapal kontainer yang dilelang oleh Kementerian Perhubungan pada Agustus 2015. “Syarat yang diajukan oleh Kementerian Perhubungan untuk memenangkan lelang pembuatan kapal kontainer memang sangat ketat seperti jumlah tenaga ahli yang dimiliki harus mencukupi. Saat itu kami memang terkendala memiliki tidak banyak tenaga ahli, sehingga hanya memenangkan pembuatan satu kapal kontainer 100 ‘teus’,” katanya.

Benediktus Telaubun selaku Project Manager PT Bandar Abadi melanjutkan pihaknya begitu memenangkan tender dan menandatangani kontrak pembuatan kapal kontainer pada 22 Desember 2015 langsung membuat kapal sesuai spesifikasi yang disyaratkan oleh Kementerian Perhubungan. Alhasil, katanya, saat ini pembuatan satu kapal kontainer yang diwajibkan dibuat sudah selesai 67 persen dan diharapkan bisa selesai keseluruhan awal Juli 2017. “Jadi, sebelum target yang diberikan Kemenhub pada akhir 2017 sudah harus selesai, bisa kami selesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan mengingat September sudah bisa kami kirim ke pemerintah,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan sebetulnya perusahaannya yang memiliki luas lahan 38 hektare mampu membuat 15 kapal kontainer seperti yang diminta Kemenhub, tapi karena pada saat itu ada sejumlah persyaratan yang tidak dimiliki, maka hanya bisa memenangkan pembuatan satu kapal kontainer. “Kalau sekarang perusahaan diminta membuat 15 kapal kontainer kami mampu dan siap karena sejumlah persyaratan yang diminta pemerintah seperti sejumlah tenaga ahli pembuatan kapal, kami sudah punya,” ujar Benediktus.

Sejak berdiri 2006, perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 100 persen tersebut sampai sekarang sudah bisa membuat sekitar 276 kapal, baik untuk memenuhi permintaan perusahaan lokal maupun asing seperti dari Malaysia dan Singapura. Kapal yang sudah dibangun antara lain kapal tanker minyak, kapal pandu, kapal kontainer, serta melakukan reparasi kapal.

Kementerian Perhubungan dalam rangka menyukseskan tol laut rentang kurun waktu 2015-2019 mempersiapkan menyuplai 103 kapal perintis. Pada 2015 telah selesai tiga kapal, 2016 selesai 30 kapal, dan 2017 sampai 2019 diharapkan dapat menyelesaikan 70 kapal.