IHSG Diprediksi Akan Lanjutkan Pelemahan



( 2017-05-17 03:23:05 )

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan tertekan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG di kisaran support 5.574 dan resistance 5.678. Ia mengatakan indeks keuangan yang memimpin pelemahan dan indeks industri dasar dan pertambangan yang menjadi penahan aksi jual.

"Diperkirakan IHSG masih akan tertekan," kata dia di Jakarta, Rabu (17/5/2017).

IHSG melemah cukup dalam pada perdagangan saham kemarin. IHSG ditutup pada level 5.646,99 atau turun 41,87 persen. Data neraca perdagangan masih menjadi perhatian pelaku pasar. Oleh karena itu, investor lokal terlihat tak terlalu aktif bertransaksi.

"Investor asing mendominasi dengan catatan net buy Rp 438,3 miliar. Data pertumbuhan ekspor yang jauh di bawah ekspektasi masih menjadi sentimen negatif dan kehati-hatian investor domestik melihat posisi IHSG sudah cukup tinggi," jelas dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT PP Tbk (PTPP), PT Timah Tbk (TINS).

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 16 Mei kemarin, IHSG melemah 41,87 poin atau 0,74 persen ke level 5.647. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,08 persen ke level 942. Mayoritas indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 174 saham bergerak melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Kemudian 139 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 122 saham lainnya diam di tempat.

Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.696 dan terendah 5.647. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 368.295 kali dengan volume perdagangan 7,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,6 triliun.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, meski IHSG bergerak melemah namun aliran dana investor asing masih masuk ke pasar saham Indonesia.

"IHSG konsolidasi di tengah investor asing masih berlangsung capital inflow. Ini mengingat data ekonomi neraca perdagangan masih bagus," ujarnya.