IHSG Diprediksi Akan Menguat Menjelang Akhir Pekan



( 2017-06-09 03:15:37 )

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan yang menguat. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memprediksi IHSG bergerak di support 5.683 dan resistance 5.750. Lanjar menjelaskan, IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin. IHSG turun 14,4 poin ke level 5.702,92.

"Sektor industri dasar memimpin pelemahan di saat sektor konsumer mulai menahan naik 0,2 persen," kata dia, di Jakarta pada Jumat (9/6/2017).

Sentimen dari dalam negeri sebenarnya positif. Alasannya, data cadangan devisa terhitung cukup baik. Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Indonesia (BI) masih dianggap konservatif. Akibatnya, investor asing pun melakukan aksi jual pada perdagangan saham kemarin.

"Net sell sebesar Rp 55,34 miliar. Proyeksi BI pada pertumbuhan Indonesia yang dinilai konservatif membuat investor cenderung berhati-hati terhadap segala kemungkinan efek ekonomi global yang dapat mempengaruhi," jelas dia.

Bursa Asia sendiri masih ditutup variatif. Penguatan terjadi pada Bursa China. "Bursa Asia ditutup bervariasi dengan indeks saham Jepang kembali menekan di sesi kedua, dan indeks saham Tiongkok naik lebih dari 0,5 persen," lanjutnya.

Saham yang direkomendasikan oleh Lanjar antara lain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).

Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan saham, Kamis 8 Juni 2017, IHSGmenyusut 14,40 poin atau 0,25 persen ke level 5.702,92. Indeks saham LQ45 turun 0,29 persen ke level 956,55. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham Pefindo25 yang naik 0,04 persen.

Sebanyak 128 saham bergerak menghijau tetapi masih belum mampu mendorong indeks ke zona hijau. Sedangkan 217 saham melemah yang mendorong IHSG ke zona merah. Selain itu, 99 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 275.425 kali dengan volume perdagangan 6,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,1 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 36 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) yaitu berada di kisaran Rp 13.294.