Bursa Asia Melemah Akibat Penyelidikan Terhadap Trump



( 2017-06-15 03:19:00 )

Pergerakan bursa Asia sedang melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini setelah adanya laporan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang diselidiki penasihat khusus lantaran diduga menghalangi untuk mendapatkan kebenaran terkait keterlibatan Rusia saat pemilihan Presiden AS.

Washington Post melaporkan bahwa Donald Trump sedang diselidiki oleh penasihat khusus Robert Mueller. Mueller menyelidiki dugaan Rusia terlibat pada pemilihan presiden AS dan berkolusi dalam kampanye Trump. Tim kuasa hukum Trump pun menyangkal laporan itu.

Bursa saham Asia bergerak melemah didorong oleh indeks saham Jepang Nikkei yang menurun 0,4 persen. Kemudian indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,1 persen. Indeks saham Jepang Topix melemah 0,2 persen. Sedangkan indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi sedikit berubah.

Minat investor terhadap aset berisiko mulai berkurang usai data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melambat. Selain itu, sentimen lainnya didorong dari bank sentral AS atau the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga seperti yang sudah diperkirakan. Bank sentral AS juga berencana mengurangi portofolio obligasi atau surat utang senilai US$ 4,2 triliun. Demikian seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/6/2017).

Di pasar Asia juga sedang menunggu kebijakan bank sentral China apakah akan mengikuti bank sentral AS yang memperketat kebijakan moneternya. Sedangkan di pasar uang dolar AS kembali melambung dari level terendah dalam tujuh bulan terhadap sejumlah mata uang asing.

Penguatan dolar AS terjadi usai the Federal Reserve menaikkan suku bunga. Selain itu the Federal Reserve berencana mengurangi portofolio obligasi senilai US$ 4,2 triliun. Ketua the Federal Reserve Janet Yellen kalau proses itu dapat dimulai segera. The Federal Reserve juga diperkirakan menaikkan suku bunga sebanyak satu kali lagi pada akhir tahun.

Akan tetapi keputusan the Federal Reserve dibayangi data ekonomi AS yang mengejutkan. Harga konsumen secara tak disangka turun menjadi 1,7 persen. Penjualan ritel turun 0,3 persen pada Mei, terbesar sejak Januari 2016. Data ekonomi itu membuat indeks dolar AS turun ke level 96,32 pada Rabu waktu setempat.

Euro pun kini diperdagangkan di kisaran US$ 1,12 usai capai level tertinggi dalam tujuh bulan. Dolar AS berada di posisi 109,35 terhadap yen. Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 0,4 persen menjadi US$ 46,83 per barel di awal perdagangan di Asia.