IHSG Bergerak Menguat Serempak Dengan Pergerakan Bursa Asia dan Wall Street



( 2017-06-20 03:44:21 )

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (20/6/2017). Menguatnya IHSG ini senada dengan pergerakan bursa Asia dan Wall Street.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik14 poin atau 0,25 persen ke level 5.7350,74. Indeks saham LQ45 menguat 0,12 persen ke level 964,99. Seluruh indeks saham acuan menguat.

Di awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.757,14 dan terendah 5.748,35. Sebanyak 92 saham bergerak menguat dan 29 saham melemah. Kemudian sebanyak 69 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.438 kali dengan volume perdagangan 154,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 126,8 miliar.

Investor asing kemudian melakukan aksi jual sekitar Rp 411 juta. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.285. Jika diperhatikan secara sektoral, seluruh sektor saham kompak menguat yang dipimpin penguatan sektor saham tambang sekitar 0,87 persen. Disusul sektor saham konstruksi dengan 0,41 persen

Saham-saham yang tercatatkan top gainers, antara lain saham TOPS naik 25 persen ke level Rp 720, kemudian KMTR naik 24,82 persen ke level Rp 855 per saham, dan saham SAFE mendaki 19,35 persen ke level Rp 370 per saham.

Adapun saham-saham top losers antara lain saham FINN turun 5,63 persen ke level Rp 268 per saham, saham BBHI merosot 5,23 persen ke level Rp 290 per saham, dan saham AGRS tergelincir 4,42 persen ke level Rp 344 per saham. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengungkapkan, IHSG akan bergerak di support 5.683 dan resistance 5.775.

Sehari sebelumnya, IHSG ditutup pada level 5.741,91 atau menguat sebanyak 18,27 poin. Penguatan indeks saham ditopang oleh sektor infrastruktur dan perdagangan.

Lanjar berpendapat, sentimen dalam negeri masih minim. Sehingga, pergerakan IHSG mengikuti perkembangan ekonomi global.

"Minimnya sentimen dalam negeri menjelang libur Lebaran membuat investor condong mengikuti perkembangan ekonomi global yang cenderung sedang berbalik arah," kata dia.