IHSG Berpotensi Menguat Usai Liburan Lebaran 2017



( 2017-07-03 03:11:45 )

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi untuk menguat usai liburan panjang hari raya Lebaran 2017. Rilis data ekonomi seperti inflasi akan mempengaruhi laju dari IHSG.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, trwn IHSG berpotensi untuk menguat. Sentimen rilis data ekonomi Indonesia yaitu inflasi pada bulan Juni mempengaruhi laju IHSG. Bila inflasi Juni 2017 stabil meski ada momen puasa dan Lebaran dapat menjadi katalis positif untuk IHSG. Reza memperkirakan, inflasi Juni 2017 di kisaran 0,45 persen-0,55 persen.

"Inflasi Juni itu naik wajar. Namun secara year on year, Inflasi Juni 2017 akan lebih rendah karena pergerakan harga pangan cenderung stabil. Seharusnya tidak terjadi lonjakan inflasi pada Juni," ujar Reza.

Namun, Reza mengingatkan bahwa pelaku pasar perlu waspadai aksi ambil untung seiring kenaikan IHSG sebelum libur lebaran 2017. IHSG sentuh rekor tertinggi baru di kisaran 5.829 pada penutupan perdagangan saham 22 Juni 2017.

"Pada perdagangan Kamis sebelum libur Lebaran tidak diikuti pembelian yang ada. Volume beli tidak terlalu besar. Kondisi seperti itu rawan terjadi profit taking. Perlu diwaspadai lantaran pelaku pasar memanfaatkan kenaikan IHSG yang lalu," kata Reza.

Kemudian, sentimen eksternal yang akan mempengaruhi laju IHSG yaitu pernyataan pejabat the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) soal potensi pertumbuhan ekonomi AS. Sementaran dari Eropa, Reza mengatakan perkiraan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral Eropa akan dicermati pelaku pasar.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG akan bergerak menguat. Rilis data ekonomi seperti inflasi Juni akan menjadi sentimen positif untuk IHSG.

"Rilis data ekonomi Inflasi akan dalam kondisi terkendali, sehingga dapat menunjukkan kondisi ekonomi memang dalam berada kondisi stabil sehingga tingkat kepercayaan investor dapat semakin bertumbuh untuk investasi di pasar modal Indonesia," jelas William.