Paket Kebijakan Ekonomi Berjangka Pendek



( 2015-12-18 05:16:00 )

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, tindakan pemerintah untuk memajukan perekonomian dalam bentuk paket kebijakan ekonomi tidak hanya berjangka menengah hingga panjang.

Darmin mengatakan, paket yang dibuat oleh pemerintah juga mempunyai dampak pendek. Dia meberikan contoh, seperti konversi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi Bahan Bakar Gas (BBG). Kebijakan tersebut memiliki jangka pendek dikarenakan memangkas beban biaya nelayan.

"Terdapat paket yang dampaknya segera. Tidak hari ini, jadi maksudnya, 6 bulan kedepan mungkin akan kelihatan. Hal itu akan mulai jalan pada awal tahun depan konverter gas untuk nelayan. Jadi nelayan tidak menggunakan solar lagi, tapi LPG. Biaya melaut pun turun signinfikan," ujar dia.

Paket kebijakan ekonomi tak sekedar berdampak pada sektor riil semata. Darmin berpendapat, bahwa paket kebijakan juga berpengaruh pada persepsi pelaku pasar. Awalnya, munculnya paket kebijakan I dan II dianggap sebagai gertak pemerintah saja.

"Mungkin jika kita hanya membuat satu dua, kemudian lama, orang akan menganggap, ya sudahlah segitu-gitu saja," tutur Darmin.

Akan tetapi, dengan munculnya paket kebijakan ekonomi jilid III dan seterusnya menandakan keseriusan pemerintah untuk memperbaiki di bidang perekonomian. Alhasil, pasar pun merespons kebijakan itu. Hal ini terbukti ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sempat meningkat secara drastis.

"Ketika kita turunkan, paket kebijakan yang ketiga, market mulai percaya, serius ini. Perhatikan kurs, yang tadinya sudah 14.800 per dolar Amerika Serikat (AS), lalu ia bergerak perlahan ke posisi 13.000, bahkan sempat mengenai posisi 13.300. Itu jawabannya. Meskipun dampak deregulasi tersebut sebagian berjangka menengah," tandas dia.