Lembaga Penjamin Simpanan Prediksi Suku Bunga AS Naik Awal Tahun 2018



( 2017-09-19 02:34:51 )

Sentimen pasar global relatif stabil menyusul ekspektasi dengan kenaikan Fed rate berikutnya yang diperkirakan baru akan terjadi di tahun 2018. Kenaikan bunga acuan Amerika Serikat (AS) tersebut akan tertunda dari semula bulan Desember tahun 2017 menjadi bulan Maret di tahun 2018.

"Selama bulan Agustus 2017, indikator-indikator sentimen pasar keuangan global terpantau bergerak mixed," ujar Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah di Jakarta.

Meski demikian, pasar keuangan global masih dibayangi oleh ketidakpastian menyusul rencana pembangunan tembok di perbatasan AS dan Meksiko. Ditambah ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea yang melibatkan AS dan Korea Utara yang belum terlihat mereda.

Sementara itu, untuk Bank Indonesia pada bulan Agustus 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,75% menjadi 4,50%. Kebijakan ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan seiring rendahnya realisasi dan prospek inflasi tahun 2017 dan 2018 di dalam kisaran targetnya serta defisit neraca berjalan yang terkendali dalam batas aman.

"Kebijakan penurunan suku bunga ini juga ditujukan untuk memperkuat intermediasi perbankan guna memperkokoh stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Dengan tekanan inflasi yang minim, ruang penurunan suku bunga menjadi makin lebar. Dari sisi eksternal, lanjut dia, pelaku pasar melihat potensi kenaikan suku bunga the Fed hingga 2017 yang sangat terbatas. Sementara itu, nilai tukar rupiah akan melanjutkan penurunannya seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter oleh BI.

Halim mengungkapkan, penurunan BI 7-day reverse repo rate pada Agustus 2017 dan ekspektasi membaiknya realisasi belanja pemerintah menjelang akhir tahun akan mendukung kondisi likuiditas sehingga dapat mendorong bunga simpanan untuk terus turun.

"Meski demikian, kebutuhan likuiditas valas masih perlu dicermati, mengingat suku bunganya dalam sembilan bulan terakhir berada dalam tren meningkat yang diduga karena pengaruh kenaikan Fed rate dan masih lemahnya impor barang," terang dia.