Sektor Saham Kesehatan Bawa Wall Street Melemah



( 2017-10-10 07:28:41 )

Wall Street turun dari rekornya pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Ini usai kenaikan saham Microsoft dan saham teknologi lainnya, gagal mengimbangi penurunan saham General Electric dan sektor kesehatan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,06 persen menjadi 22,761,07. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 0,18 persen menjadi 2.544,73. Dan Nasdaq Composite turun 0,16 persen menjadi 6.579,73. Adapun indeks Volatilitas CBOE .VIX, indikator Wall Street, naik 0,77 poin menjadi 10,42. Ini posisi tertinggi dalam dua minggu.
Pasar lain dipengaruhi saham sektor kesehatan yang bergerak turun 0,67 persen, seiring penurunan saham Medtronic (MDT.N) sebesar 3,61 persen. Ini setelah pembuat perangkat medis tersebut memperingatkan bahwa keuntungan kuartalannya akan terkena dampak Badai Maria yang melanda Puerto Riko.
Adapun indeks S&P 500 menguat 14 persen pada 2017 dan pekan lalu mencapai rekor tertinggi, didukung kenaikan pendapatan perusahaan dan antusiasme bahwa Presiden Donald Trump akan memotong pajak perusahaan.
Di sisi lain, JPMorgan Chase (JPM.N) dan Citigroup (CN) akan melaporkan perolehan laba kuartalannya pada Kamis. Investor berharap adanya kenaikan di sektor ini.
Secara keseluruhan, pendapatan perusahaan dalam indeks S&P 500 diperkirakan akan meningkat 4,8 persen pada kuartal terakhir, menurut data Thomson Reuters, turun dari pertumbuhan dua digitnya yang tercatat dalam dua kuartal pertama tahun ini.
Adapun saham yang merosot antara lain, saham GE (GE.N) yang turun 3,94 persen setelah konglomerat tersebut menunjuk CFO baru dan mengatakan bahwa pihaknya memberi perusahaan pengelola investasi Trian Fund Management sebuah kursi dewan.
Sementara saham yangg mencatat penguatan yakni Nvidia (NVDA.O) yang naik 2,26 persen dan indeks teknologi informasi S & P 500 menambahkan 0,24 persen, membawa kenaikan pada 2017 menjadi 28 persen. Sekitar 4,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, jauh di bawah rata-rata 6,1 miliar per hari selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.