Data Ekonomi AS Bakal Mewarnai Harga Emas



( 2017-10-16 01:57:10 )

Rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) akan membayangi pergerakan harga emas selama sepekan. Selain itu, pelaku pasar juga akan menanti pernyataan pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen soal data inflasi.

Inflasi melemah mendorong harga emas ke level tertinggi dalam tiga minggu pada Jumat pekan lalu. Momentum tersebut diperkirakan berlanjut pada pekan ini.

Harga emas sempat ditransaksikan di atas harga US$ 1.300. Ini sebagai respons terhadap data indeks harga konsumen. Harga bensin juga mendorong inflasi 2,2 persen secara tahunan.

Inflasi cenderung rendah selama lima bulan terakhir. Posisi inflasi tertinggi sempat berada di kisaran 2,3 persen pada bulan Januari. Harga emas pun naik lebih dari dua persen pada hari Jumat pekan lalu di kisaran US$ 1.303,20 per ounce. Sedangkan untuk perak diperdagangkan di kisaran US$ 17,38.

Analis menyatakan, kalau data inflasi terbaru baik untuk harga emas. Ini karena menimbulkan keraguan mengenai kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve.

Diperkirakan ada kenaikan lagi suku bunga the Federal Reserve pada bulan Desember 2017. Namun data inflasi terbaru memberikan ketidakpastian kalau the Federal Reserve akan mampu agresif untuk menaikkan suku bunga pada 2018.

"Saya percaya harga emas akan naik pada pekan ini. The Federal Reserve akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter tetapi sudah price in, pertumbuhan tidak terlalu cepat," ujar Bill Baruch, President of Blue Line Futures, seperti dikutip dari laman Kitco, pada hari Senin (16.10.2017).

Data inflasi menjadi sorotan usai rilis hasil pertemuan the Federal Reserve pada September. Dari hasil pertemuan itu menunjukkan kalau banyak pejabat the Federal Reserve yang konsentrasi terhadap rendahnya inflasi pada 2017. Sentimen itu pengaruhi harga emas.