Harga Emas Mencapai Posisi Tertinggi dalam 4 Bulan



( 2018-01-16 02:22:43 )

Harga emas mencapai puncak tertinggi dalam empat bulan terpicu melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dalam tiga tahun.

Namun beberapa analis mengatakan bahwa kenaikan harga emas bisa bersifat jangka pendek karena tidak didorong secara fundamental.

Melansir laman Reuters, pada hari Selasa (16.01.2018), harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen menjadi US$ 1,339.66 per ounce. Harga emas sempat menyentuh posisi tertingginya pada tanggal 8 September di US$ 1.344,44 per ounce.

Logam mulia ini telah naik untuk minggu kelima berturut-turut pada pekan lalu sebesar 1,4 persen. Adapun emas berjangka A.S. naik 0,4 persen ke posisi US$ 1.340,50 per ounce.

"Kami melihat penurunan yang stabil dalam dolar Amerika Serikat buka karena ini melemah tapi karena Bank Sentral Eropa membuat mata uangnya menarik di akhir tahun," kata Bart Melek, kepala Komoditas Strategis TD Securities di Toronto.

Adapun nilai tukar Euro menguat, setelah seorang pejabat ECB mengatakan bank sentral bisa mengakhiri skema pembelian obligasi usai bulan September.

Melek mengatakan bahwa beberapa investor juga ingin melakukan diversifikasi eksposur ke pasar ekuitas, yang telah mencapai rekor baru tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Indeks dolar mengalami penurunan sebesar 0,67 persen menjadi 90,367, usai sempat mencapai level terlemahnya sejak Januari 2015 pada awal perdagangan di 90.279.

Dolar yang lebih lemah membuat aset berdenominasi mata uang ini menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sementara kenaikan suku bunga bisa mengurangi permintaan untuk emas.

Adapun harga Palladium naik 0,32 persen menjadi US$ 1.127,00, setelah mencapai rekor tinggi US$ 1.138. Harga perak naik 0,57 persen menjadi US$ 17,35 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi tiga bulan di US$ 17,42.

Harga Platinum naik 0,2 persen menjadi US$ 995,50, setelah menyentuh level tertinggi sejak 11 September di US$ 1.001,40.