Layanan Publik AS Tutup, Untungkan Harga Emas



( 2018-01-23 02:51:51 )

Dolar Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan melemah dan ketidakpastian di Washington terkait tutupnya pemerintahan AS atau shutdown akan bayangi laju harga emas pekan ini.

Pada pekan lalu, harga emas sempat ditransaksikan di kisaran US$ 1.334 atau mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen. Penguatan harga emas saat itu ditopang dolar AS melemah dan jelang pemerintahan AS yang tutup.

Sementara itu, untuk indeks dolar AS ditransaksikan di kisaran 90,56. Hal itu dipengaruhi partai Republik mesti mendapatkan voting cukup untuk menyetujui anggaran.

Berdasarkan survei Kitco kepada pelaku pasar, sekitar 41,2 persen memprediksi harga emas akan naik. Sedangkan 35,3 persen memprediksi harga emas dapat kembali turun. 23,5 persen lainnya melihat harga emas akan sideway.

Pada pekan lalu, hasil survei menunjukkan kalau harga emas akan naik. Hingga 61 persen pelaku pasar percaya harga emas naik. Harga emas untuk pengiriman bulan Februari pun mendatar di kisaran US$ 1.334,50 per ounce. Analis perkirakan, salah satu yang mendukung harga emas yaitu dolar AS yang tertekan.

"Pemerintahan AS tutup ini akan menekan dolar AS dan mendukung harga emas," ujar Bart Melek, Kepala Analis TD Securities, seperti dikutip dari laman Kitco, pada hari Senin (22.01.2018).

Melek menambahkan, bahwa dirinya tidak akan terkejut bila harga emas dapat sentuh US$ 1.357 pada pekan ini. Sementara itu, menurut Direktur Pelaksana RBC Wealth Management George Gero menuturkan, bahwa harga emas akan naik jika pemerintahan AS tutup dalam waktu laman. "Harga emas akan naik. Drama di Washington tidak akan berakhir," ujar dia.

Gero prediksi, harga emas akan sentuh US$ 1.400 hingga akhir tahun. Sedangkan dalam jangka pendek, harga emas akan berada di kisaran US$ 1.325-US$ 1.350.

Senior Market Strategist RJO Futures Philip Streibel menuturkan tekanan baru terhadap bitcoin juga akan mendorong harga emas.

"Kita melihat cukup sepi transaksi bitcoin dengan meningkatnya larangan dari Korea Selatan dan China. Bitcoin sudah menarik perhatian pasar dari emas kini sudah berbalik arah kembali ke emas," kata dia.

Ia memprediksi, harga emas akan berada di kisaran US$ 1.350. Selain itu, ia perkirakan dolar AS melemah juga jadi katalis positif untuk harga emas."Indeks dolar AS jarang ke level 90, dan akan mulai tertekan, ini menolong harga emas," ujar Streible.

Sedangkan Ekonom CIBC World Market Nick Exarhos memprediksi, dolar AS hanya sedikit tertekan didorong positifnya reformasi pajak dan pasar saham menguat. Ini dapat mendorong dolar AS kembali menguat. "Akan tetapi ini jadi sentimen negatif untuk harga emas," ujar Nick.