Kenaikan Imbas Obligasi Membuat Wall Street Bervariasi



( 2018-02-02 02:38:20 )

Wall Street ditutup bervariasi dipicu dengan kenaikan imbal hasil obligasi dan penurunan saham teknologi, menjelang keluarnya laporan pendapatan sejumlah perusahaan besar.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 37,32 poin atau 0,14 persen menjadi 26.186,71. Sementara indeks S&P 500 turun 1,83 poin atau 0,06 persen menjadi 2.821,98 dan Nasdaq Composite melemah 25,62 poin atau 0,35 persen menjadi 7.385,86.

Ini merupakan minggu yang sulit bagi Wall Street. Sebagian besar laporan pendapatan perusahaan yang menguat terdampak kenaikan imbal hasil obligasi, seiring langkah bank sentral dunia keluar dari kebijakan moneter yang mudah.

Tercatat, indeks S&P 500 berada di jalur penurunan mingguan pertama dalam lima pekan.

Federal Reserve memutuskan menahan suku bunga Fed fund, namun mengindikasikan prospek inflasi yang lebih hawkish. Adapun imbal hasil obligasi AS yang terus meningkat tampaknya menjadi indikator ekonomi tentang prediksi inflasi Fed.

Klaim awal terkait tunjangan pengangguran berada di bawah ekspektasi, mengindikasikan pasar tenaga kerja yang ketat. Data ISM menunjukkan harga yang harus dibayar pabrik AS mendekati level tertinggi dalam 7 tahun. Di mana biaya tenaga kerja kuartal keempat meningkat sebesar 2 persen, menambah kekhawatiran tentang angka inflasi.

Sektor perbankan lah yang mendapat keuntungan dari kondisi suku bunga yang lebih tinggi, dan mendorong peningkatan saham keuangan dalam indeks S&P 500 hingga 1 persen. Saham Goldman Sachs mendorong Dow ke wilayah positif. Dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500, empat membukukan kenaikan.

Selain saham bank, saham milik eBay (EBAY.O) tercatat naik 13,8 persen setelah perusahaan melaporkan pendapatan dan mengumumkan akan melepaskan PayPal sebagai mitra pembayaran utamanya. Ini membuat saham PayPal turun 8,1 persen.

Menurut salah satu Analis melihat bahwa pertumbuhan pendapatan perusahaan pada indeks S&P 500 di kuartal keempat mencapai 14,9 persen, naik dari prediksi pada 1 Januari sebesar 12 persen. Sejauh ini, dari 227 perusahaan yang melaporkan pendapatan, sebesar 79,7 persen meraih di atasa prediksi.

UPS (UPS.N) juga tercatat mengalami penurunan saham sebesar 6,1 persen setelah melaporkan penurunan laba kuartal keempat dipicu biaya pengiriman musim liburan yang lebih tinggi. Perusahaan ini merupakan pecundang terbesar kedua pada indeks S&P 500.

"Laporan penghasilan berjalan dengan baik, ini menunjukkan bahwa pemotongan pajak perusahaan secara dramatis membantu setiap orang dalam hal profitabilitas," kata Stephen Massocca, Managing Director Wedbush Securities di San Francisco.

Pada perusahaan teknologi, saham Amazon.com (AMZN.O) tercatat naik lebih dari 2 persen. Saham Apple (AAPL.O) ditutup naik 0,2 persen menjelang pengumuman pendapatannya. Namun khusus saham Alphabet (GOOGL.O) turun lebih dari 4 persen.

Volume perdagangan Wall Street tercatat mencapai 7,80 miliar saham, di atas rata-rata 7,23 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.